MOUNTAINEERING
BAB 1 MANAJEMEN PERJALANAN
PERENCANAAN
PERJALANAN
Kunci sukses
perencanaan perjalanan adalah memulai perencanaan itu sedini mungkin.
Rencanakan sebelum tanggal pelaksanaan. Buatlah kalender atau time table
yang berisikan bermacam-macam rencana yang harus diselesaikan. Sediakan waktu
yang cukup untuk pengurusan izin dan surat jalan. Berikut adalah poin-poin
penting yang perlu mendapat perhatian :
Pemilihan
Lokasi
Perjalanan bisa
dikatakan memuaskan jika kita sampai pada daerah yang menjadi tujuan dan tahu
tujuan kita ke tempat tersebut : apakah kita mendaki gunung dengan tujuan
mencapai puncak, hanya mengenal vegetasinya, ataupun hanya berburu foto alam
bebas. Pemilihan lokasi perjalanan merupakan hal pertama yang harus dilakukan.
Pengumpulan
Data dan Studi Pustaka
Setelah
mengetahui tujuan kita maka hal berikutnya yang perlu kita lakukan adalah
mengumpulkan data dan mempelajarinya. Hal-hal yang perlu kita ketahui dan
dapatkan antara lain :
- Peta, dengan adanya peta kita bisa memperkirakan lamanya perjalanan yang akan
terkait pada banyak hal, baik logistik, peralatan dan
keuangan.
- Keadaan daerah yang dituju, perlu kita dapatkan informasi mengenai kebudayaan dan kebiasaan penduduk setempat, keamanan daerah tersebut serta kondisi iklim dan medannya. Hal lainnya yang penting adalah mempelajari bagaimana tata cara pengurusan perizinannya, dan lain-lain.
- Transportasi, kita perlu mempelajari jalur transportasi yang akan digunakan untuk mencapai daerah tersebut berikut alternatifnya. Termasuk didalamnya adalah jam keberangkatan maupun alternatif tiket.
Latihan Fisik
Latihan fisik
ini perlu sekali dilakukan karena akan memudahkan kita menghadapi medan yang
mungkin membutuhkan kekuatan fisik yang kuat. Jika tidak mengetahui jenis
latihan fisik yang cocok untuk tipe perjalanan Anda, sebaiknya
mengonsultasikannya dengan ahli olahraga. Namun, pada dasarnya jogging adalah
latihan fisik yang sangat cocok untuk tipe perjalanan mendaki gunung.
Kenali Bahaya
Setempat
Sebagai pendaki
gunung, Anda pasti akan mengunjungi daerah terpencil dan juga hutan-hutan yang
lebat. Kenalilah bahaya potensial daerah tersebut, baik yang datang dari satwa
maupun fauna bahkan mungkin saja jenis makanan setempat yang mungkin tidak
cocok dengan perut kota Anda. Berdasarkan ini Anda juga bisa merancang First
Aids Kit (kotak pertolongan pertama) Anda.
PEMILIHAN
LOGISTIK
Pemilihan logistik atau
bahan makanan yang tepat merupakan juga sebuah tahapan yang tidak kalah
pentingnya dalam manajemen perjalanan. Dalam pemilihan logistik yang akan
dibawa hendaknya memperhatikan juga beberapa factor-faktor sebagai berikut :
a.
Lamanya perjalanan
Lamanya
perjalanan yang akan dilakukan, tepatnya
saat mulai pendakian hingga turun kembali. Ini juga ada kaitannya dengan perkiraan
jumlah pemakaian bahan bakar kompor. Lamanya perjalanan akan berkaitan juga
dengan ketahanan makanan yang dibawa.
b.
Jumlah anggota
c.
Daerah yang dituju
Daerah tujuan
juga merupakan faktor yang tidak kalah penting karena ada daerah yang masih
sulit untuk menjumpai toko serba ada atau swalayan sehingga kita harus belanja
semua logistik yang kita perlukan di daerah asal kita. Serta juga yang perlu
mendapatkan perhatian adalah gunung yang akan kita daki apakah mempunyai sumber
mata air atau tidak sama sekali.
d.
Pantangan masyarakat setempat
Di beberapa
daerah di Indonesia masyarakat setempat masih mempunyai pantangan-pantangan
terhadap beberapa jenis makanan yang akan dibawa masuk ke dalam hutan.
Pantangan ini ada kaitannya dengan habitat binatang pemangsa yang masih banyak
ditemui di daerah tersebut. Sebagai contoh di beberapa daerah di Sumatera, penduduk
di kaki gunung masih menabukan untuk membawa makanan yang berbau anyir (daging
mentah, telur, dsb) untuk dibawa ke gunungatau hutan karena akan menarik
perhatian harimau.
e.
Selera anggota rombongan
Penyesuaian
selera masing-masing individu memang akan
membuat perencanaan logistik menjadi kompleks. Akan tetapi, point ini tidak bisa
dihilangkan begitu saja. Perlu ada pembicaraan dan kesepakatan di antara
anggota perjalananan apakah ada yang mempunyai pantangan atau alergi terhadap
suatu jenis makanan dan mencarikan solusinya.
f.
Tipe pendakian
Yang dimaksud
dengan tipe pendakian disini adalah, apakah pendakian yang akan dilakukan
mengutamakan kecepatan dan pencapaian target dalam waktu singkat atau merupakan
perjalanan santai dan mencapai target perjalanan denagn waktu yang cukup
fleksibel. Jika anda akan melakukan pendakian dalam waktu singkat maka makanan
yang jenis ptaktis adalah pilihan yang tepat. Dan jika perjalanan anda
merupakan perjalanan santai maka tidak ada salahnya membawa logistic yang juga
bias memanjakan anda selama perjalanan
g.
Berat
Faktor berat
merupakan juga hal yang perlu menjadi perhatian anda dalam memilih logisti yang
akan dibawa selama perjalanan pendakian.pertimbangan faktor berat ini juga
tidak lepas dari rencana pendakian anda apakah seluruh beban akan dibawa oleh
anda dan anggota pendakian atau akan dibawa oleh porter yang akan anda sewa
jasanya.
Dengan memperhatikan
factor-faktor diatas persiapan logistik kita akan lebih baik dan bias lebih
efektif. Kepiawaian dalam perencanaan logistik juga tidak terlepas dari factor
sering tidaknya anda melakukan perjalanan pendakian. Semakin sering anda
melakukan pendakian maka anda juga akan semakin banyak mendapat pengalaman
dengan berbagai jenis logistic yang sesuai menurut selera dan kecocokan anda.
PEMILIHAN
PERALATAN
Pemilihan
peralatan yang sesuai dengan perjalanan kita tidak kalah pentingnya dengan
persiapan lainnya. Ada tiga ketentuan dasar dalam pemilihan peralatan yang
baik, yaitu performance, ketahanan dan beratnya. Jika berencana hendak membeli
peralatan, lakukanlah riset sebelumnya dengan mempertimbangkan ketiga ketentuan
dasar di atas. Jika Anda sudah mempunyai peralatan maka hal yang harus
dilakukan adalah kumpulkan seluruh peralatan yang akan anda bawa, setidaknya
dimenit-menit terakhir keberangkatan untuk mencegah ada barang yang tertinggal
atau terlupa yang dapat membuat perjalanan menjadi tidak nyaman. Lakukan
langkah-langkah berikut ini :
- Buatlah list atau daftar.
Mulailah dengan checklist. (Sebagai contoh dapat ditemukan pada
halaman lampiran). Buatlah secara menyeluruh sesuai kemauan Anda. Daftar
tersebut akan berbeda untuk setiap perjalanan, tetapi ada beberapa materi yang
selalu tercantum dalam daftar tersebut. Suatu checklist atau daftar akan
menjadi bermanfaat jika secara logika dibagi kedalam beberapa kelompok seperti
pakaian, peralatan masak dan makan, peralatan tidur, perlatan P3K dan survival
kits, dan seterusnya. Setelah berulang-ulang melakukan perjalanan, Anda akan
memahami bagaimana mengedit daftar peralatan yang cocok dengan jenis perjalanan
yang akan dilakukan.
- Kumpulkan peralatan.
Sesuai daftar yang dibuat, kumpulkan dan kelompokkan peralatan
berdasarkan jenis penggunaannya. Pengumpulan ini mungkin akan membutuhkan waktu
jika peralatan Anda tidak cukup sehingga harus membeli atau meminjamnya.
Setelah terkumpul semua, bentangkanlah di atas lanatai dan kelompokkan menurut
penggunaannya yang dibuat berdasarkan daftar yang disusun tadi. Ini juga akan
mencegah akan terlupanya suatu peralatan.
- Cek dan Tes.
Peralatan yang rawan terhadap penggunaan harus dilakukan cek dan
tes, seperti kompor, harus dicek dan dites apakah bisa berfungsi dengan normal,
sleeping bag harus dicek. Untuk tenda, cek patok dan frame serta
flyingsheet-nya. Lakukan tes terhadap cara mendirikannya jika tenda tersebut
baru Anda beli atau pinjam. Ceklah senter Anda. Lakukan juga pengecekan pada
peralatan P3K dan survival kits Anda. Juga cek setiap peralatan yang
menggunakan resleting, apakah bisa berfungsi dengan baik. Cek juga kondisi sepatu
Anda.
Berikut adalah
beberapa contoh peralatan standar yang dibutuhkan untuk sebuah perjalanan
pendakian gunung, dan wajib dipunyai oleh seorang pendaki gunung yang berencana
untuk bermalam di gunung.
Pakaian
Jenis pakaian
yang sangat dibutuhkan dalam sebuah perjalanan pendakian gunung adalah yang
mampu memberikan perlindungan kepada kita dari suhu dan cuaca daerah pegunungan
serta membuat kita tetap kering dan hangat. Saat ini sudah banyak sekali
pakaian yang terbuat dari bahan yang memang diciptakan untuk kegiatan pendakian
gunung. Namun, hal terpenting dalam pemilihan pakaian adalah mampu memberikan
isolasi dari udara dingin dan memberikan perlindungan dari panas serta
kelembaban. Juga, harus mampu mencegah terjadinya rasa panas dan keringat yang
berlebihan serta mampu memberikan keleluasan dalam bergerak. Ada bahan yang
memberikan isolasi yang baik terhadap panas, tetapi tidak mampu menahan udara
lembab atau basah. Oleh karena itu, kita juga harus mengenal prinsip pelapisan
dalam berpakaian pada sebuah pendakian gunung.
Prinsip
Pelapisan
Lapisan-lapisan
yang banyak dari bahan tipis, jauh lebih efektif daripada pada sedikit lapisan
tebal untuk menyerap udara kekulit kita yang akan dihangatkan oleh panas tubuh
kita. Temperatur tubuh dapat dikontrol dengan menambah atau mengurangi
lapisan-lapisan tersebut, serta juga dengan membuka resleting atau kancing
untuk memberikan ventilasi pada baju tersebut. Prinsip pelapisan terdiri dari :
- Lapisan dasar
Lapisan dasar ini adalah yang melekat langsung pada kulit atau
pakaian dalam. Saat ini ada sebutan untuk salah satu jenis bahan pakaian dalam
yaitu ”thermal underwear”. Hal yang penting dari lapisan pertama ini adalah
untuk menjaga agar kulit tetap kering bukan menjaga panas. Hindari memakai
pakaian dalam yang terbuat dari katun karena bahan ini jika basah susah sekali
untuk cepat kering, apalagi di gunung yang selalu beriklim lembab.
- Lapisan kedua
Lapisan kedua ini merupakan lapisan yang berhadapan dengan uap
lengas [berair atau lembab dari badan yang dibawa keluar oleh lapisan dasar.
Jadi, lapisan kedua ini harus mampu melepaskannya tanpa mengurangi daya isolasi
kehangatannya. Lapisan kedua ini adalah pakaian yang biasa dipakai untuk jalan
seperti T-shirt dan celana pendek atau celana panjang yang terbuat dari bahan
gabungan antara nilon dan polyester. Banyak pakaian yang difungsikan sebagai
pakaian untuk tracking yang dibuat dari bahan ini. Untuk iklim pegunungan
Indonesia sendiri tidak terlalu dingin, bahan katun tipis juga bisa dipakai.
Namun, apabila basah harus dilepas.
- Lapisan ketiga
Lapisan ketiga ini berfungsi sebagai penghangat dan biasanya dipakai
saat berhenti atau saat di basecamp. Bahan yang cocok adalah seperti pile atau
fleece. Selain ringan, bahan ini bahkan mampu memberikan kehangatan dalam
keadaan lembab sekalipun. Jaket dan celana dari pile atau fleece ini akan
memberikan kehangatan bagi tubuh kita, tetapi tidak bisa bertahan terhadap
serangan angin dingin. Untuk itu, kita membutuhkan satu lapisan lagi, yaitu
lapisan luar.
- Lapisan keempat
Lapisan keempat ini disebut juga lapisan luar yang menjaga badan
terhadap angin dingin yang bertiup cukup kencang saat kita berada di puncak
gunung atau saat mendirikan tenda di daerah puncak gunung yang terbuka. Bahan
yang cocok untuk lapisan luar ini adalah bahan yang mampu memberikan
perlindungan terhadap udara dan angin yang lembab. Jika lapisan ini gagal
memberikan perlindungan, sebagus apa pun lapisan ketiga, kedua serta lapisan
utamanya, maka dalam keadaan basah dan terkena angin, akan membuat kita
kedinginan dengan cepat sehingga mengalami hypothermia. Bahan lapisan ini
disebut juga shell garment. Ada dua tipe shell garment. Pertama adalah
windproof. Tipe ini sayangnya tidak waterproof. Tipe kedua memiliki kedua
kemampuan di atas, windproof dan waterproof. Satu lagi jenis lain bahan untuk
lapisan ketiga ini adalah waterproof
breathable garment, atau bahan waterproof yang bernafas. Disebut
bernafas karena kemampuannya menahan air dan angin, tetapi mampu juga
melepaskan uap panas tubuh sehingga membuat tubuh kita tidak basah oleh
keringat saat memakainya walaupun ditengah hujan sekalipun. Salah satu contoh
bahan ini adalah yang diproduksi oleh merk Gore-tex. Contoh lapisan keempat ini
adalah Jaket Parka Gunung. Parka yang terbuat dari bahan tahan air atau bahan
bernafas juga bisa dijadikan sebagai rain coats pengganti ponco.
Dengan adanya prinsip pelapisan ini kita akan mudah sekali mengatur
temperatur tubuh secara cepat. Down Jacket yang tebal atau sweater wool yang
tebal memang memberikan kehangatan pada tubuh kita, tetapi tidak mampu
memberikan fleksibilitas dalam pengaturan kehangatan yang diberikan. Prinsip
pelapisan ini seperti mengatur suhu sebuah pemanas, bisa mengurangi panasnya
dengan mengecilkannya sedikit demi sedikit. Hindari memakai bahan jeans untuk
naik gunung karena jika basah susah kering. Selain itu, bahan jeans juga mudah
sekali menjadi lembab.
Sepatu
Sepatu yang memenuhi syarat adalah suatu kebutuhan yang penting bagi
pendaki gunung. Sebelum memulai perjalanan, pastikan sepatu yang cocok untuk
jenis perjalanan yang akan dilakukan. Kemudian, biasakan untuk menguji dan
mencobanya sebelum benar-benar memakainya di pendakian. Sepatu jenis boot pada
umumnya sering digunakan untuk mendaki karena bisa melindungi mata kaki. Bagian
dalam sepatu boot bisa menjadi lingkungan yang tidak nyaman bagi kaki. Untuk
itu, disarankan untuk mengambil nomor sepatu lebih besar sedikit dari ukuran
kaki. Dengan sedikit mengatur ikatan tali sepatu yaitu dengan cara mengikat
semua ikatan tali sepatu maka kita akan mendapatkan kenyamanan saat melangkah.
Pemakaian sepatu boot yang tidak benar atau sepatu boot yang berkualitas rendah
akan membuat kaki sakit dan penuh lecet. Di gunung tidak mudah untuk menjaga
kaki tetap kering dan bersih. Kulit yang lecet akan lama sembuhnya karena udara
gunung yang lembab. Hal ini jelas akan mengganggu perjalanan.
Memilih Sepatu Boot
Pemilihan sepatu boot lebih tergantung pada medan yang akan
ditempuh, berat yang dibawa dan cuaca, meskipun unsur selera juga memengaruhinya.
Banyak orang yang menyukai sepatu boot yang cukup berat bahkan untuk medan yang
sedang. Tipe-tipe sepatu boot sebagai berikut :
•
Light Hiker atau Trail Boots
Terbuat dari campuran bahan fabric (bahan seperti yang dipakai untuk
ransel) dan kulit. Solnya fleksibel dan ringan. Jenis sepatu ini cocok
digunakan untuk Day Trips atau perjalanan dengan ransel yang sangat ringan.
Jenis ini juga sangat cocok digunakan di areal perkemahan.
•
Off Trail Boots
Terbuat dari kulit hingga bagian atasnya. Solnya mempunyai hak dan
mempunyai ankle support di bagian atasnya. Jenis ini cocok untuk dipakai pada
perjalanan dua atau lima hari dengan ransel ukuran menengah.
•
Rough Trail
Terbuat dari kulit hingga atasnya. Sedikit tinggi dan mempunyai
ankle support yang kokoh dan kuat serta solnya lebih agresif dengan kembang
sole yang cukup tajam. Jenis ini cocok dipakai untuk perjalanan panjang dengan
ransel ukuran besar dan medan yang berat.
•
Double Boots (Mountaineering Boots)
Lapisan luarnya terbuat dari plastik, dan ada boot lapisan dalamnya.
Sol dengan kembang yang agresif, serta ada cantelan crampon. Jenis ini cocok
untuk extreme mountaineering pada medan bersalju.
Sebelum memakai
sepasang sepatu boot di lapangan, ada baiknya untuk mencobanya terlebih dahulu
dengan memakainya berkeliling selama mungkin agar membiasakan kaki dengan
sepatu tersebut dan juga agar kulitnya menjadi sedikit lentur. Jangan pernah
memakai sepatu boot baru langsung di medan pendakian tanpa mencobanya terlebih
dahulu. Ini bisa berakibat lecet dan membuat perjalanan menjadi tidak nyaman.
Ransel
Dewasa ini
terdapat berbagai jenis ransel yang desain dan ukurannya ditujukan untuk
berbagai jenis kegiatan. Ransel adalah peralatan paling utama bagi seorang
pendaki gunung. Ransel harus bisa membawa peralatan yang kita butuhkan selama
perjalanan. Ransel, dan juga sepatu boot, adalah dua hal yang perlu mendapat
perhatian ekstra dari pendaki untuk memperoleh kenyamanan. Seperti halnya
sepatu, pemilihan ransel yang cocok bagi diri si pendaki sangat perku
diperhatikan agar tidak sengsara sewaktu membawanya diperjalanan. Akan tetapi,
satu hal yang perlu diperhatikan adalah tidak ada satu ransel pun yang
benar-benar nyaman dipakai saat membawa beban yang berat. Meski ransel keluaran
pabrik ternama dunia sekalipun. Nyaman di sini maksudnya adalah tidak terlalu
membuat seluruh badan kita menjadi sakit.
Mengenal Point pada Ransel
Ada dua tipe
ransel, yaitu external frame (ransel bertulang di luar) dan internal frame
(ransel bertulang di dalam). Di sini kita akan membahas internal frame lebih
spesifik karena jenis ini lebih cocok digunakan untuk medan pegunungan di
Indonesia. Berikut adalah penjelasan point-point penting yang ada pada ransel :
•
Pas/cocok
Ransel yang tidak pas di badan akan membuat kita sakit di bagian
bahu dan pinggang serta punggung, dan bahkan juga bisa tidak stabil.
•
Sabuk pinggang yang didesain
dengan baik
Sabuk pinggang yang baik seharusnya bisa menampung hingga 90 persen
dari berat ransel tanpa menyebabkan pinggang tergosok atau sakit pada pinggang.
•
Bentuk lengkungan
Lapisan lembut sabuk bahu dengan strap pengencang bagian atas atau
disebut juga strap pengangkat beban berguna agar bisa memindahkan tekanan berat
dari bahu.
•
Frame/lembar lapisan frame
Membantu memindahkan berat ke pinggang dan mencegah tonjolan
peralatan yang di-packing di dalam ransel agar tidak menyodok punggung.
•
Kapasitas
Kemampuan
daya angkut dan desainnya cocok untuk peralatan yang akan dibawa. Untuk
perjalanan satu hari tidak akan memerlukan ransel dengan fasilitas penyimpanan
sleeping bag dan tenda.
•
Ringan
Ransel
seharusnya seringan mungkin untuk membawa beban yang akan dibawa – kira-kira
berat ransel 10 persen dari total berat secara keseluruhan.
Cara packing
Packing: cara menyusun barang bawaan dalam jumlah banyak tetapi terasa
ringan.
Bagi seorang
pendaki gunung, packing adalah suatu seni. Seni menata dan menempatkan seluruh
perlatan dan logistic di dalam ranselnya. Ransel yang di packing dengan baik
akan memudahkan dan lebih nyaman untuk dibawa dibandingkan dengan ransel yang
tidak di packing dengan baik. Dewasa ini muncul banyak kecenderungan para
pendaki gunung di Indonesia untuk memasukkan amtras atau sleeping mat merka ke
dalam ransel dan kemudian baru memasukkan barang-barangnya, dengan maksud agar
ranselnya terlihat rapi bentuknya. Ini adalah langkah yang tidak benar karena
merupakan pemborosan tempat. Selain itu juga, jika tiba-tiba memerlukan matras
maka mau tidak mau harus membongkar packing
dan menatanya kembali saat matras tidak dibutuhkan lagi. Ransel modern
sekarang sudah menyedialan strap di beberapa yang bias digunkan untuk
menempatkan matras. Oleh karena packing adalah seni maka akan menjadi tantangan
yang sangat mebarik untuk bisa mempacking tanpa dibantu oleh matras di
dalamnya.
Dalam mempacking
peralatan perlu diperhatikan factor-faktor berikut :
Ø Faktor berat
Penempatan
item-item peralatan dan logistic yang sesuai menurut beratnya. Letakkan item
berat di bagian atas dan yang ringan di bagian bawah. Gunanya adalah agar berat
seluruh badan jatuh di pundak bukan di punggung atau pinggang. Keseimbangan
juga harus diperhatikan. Untuk itu, bagilah berat merata kiri dan kanan ransel
Ø Factor
penggunanaan barang
Peralatan dan
logistic yang sering dipakai atau yang akan segera dipakai diletakkan pada
tempat yang mudah diambil. Kelompokkan item-item menurut fungsinya dan timing
penggunaanya. Misalnya perlengkapan tidur (sleeping bag dan pakaian tidur)
hendaknya diletakkan pada bagian terbawah ramsel karena penggunaan item
tersebut hanya pada malam hari, pakaian ganti diletakkan di atasnya, kemudian
alat masak dan logistic makanan. Tenda hendaknya diletakkan pada bagian paling
atas karena selain lebih berat, tenda juga merupakan item yang paling dulu
dibutuhkan saat akan mendirikan basecamp. Pengelompokkan item-item peralatan
menurut fungsinya ini bisa akan lebih baik lagi jika ditempatkan dalam
kantong-kantong atau stuff bag.
Ø Faktor efisiensi
Pergunakan ruang
dalam ransel maupun ruang kosong pada perlatan. Misting yang kosong di dalamnya
serta gelas yang kosong akan lebih baik lagi jika diisikan item2 kecil yang
dapat lebih enghemat tempat. Juga,
buanglah setiap kotak-kotak makanan yang tidak perlu dan untuk mengenali
makanan yang telah dibuang kotaknya tesebut tandailah dengan spidol untuk memudahkan
kita. Selain mengurangi berat, kita juga secara tidak langsung telah mengurangi
sampah.
Factor pembagian
berat yang benar merupakan hal yang perlu menjadi perhatian kita, banyak
literature yang menyarankan cara mengatur barang yang baik menurut beratnya,
yang ditujukan tidak lain adalah untuk kenyamanan kita saat melakukan
perjalanan pendakian.
Pada medan
perjalanan yang landai, item berat berada paling atas bagian dalam dekat
kepala, item berberat sedang ditempatkan pada 2 tempat yaitu pada bagian tengah
bagian dalam (dekat punggung) dan bagian atas luar menutupi item yang berat.
Item yang ringan diletakkan pada bagian tengah luar. Pad medan yang curam,
bagian atas ransel diisi dengan item yang sedang beratnya. Item yang berat
diletakkan pada bagian dalam dekat denagn punggung dan pundak, sedangkan item
yang ringan diletakkan pada bagian luar menutupi item yang berat. Pada kedua
jenis pengaturan ini sleeping bag selalu diletakkan pada bagian bawah ransel.
Packing logistic
juga perlu diorganisasikan menurut jadwal penggunaannya. Kelompokkanlah
logistic makan pagi, siang, dan malam dalam kantong yang berbeda. Ini akan
sangat membantu saat berhenti di tengah perjalanan untuk makan siang sehingga
tak perlu membongkar seluruh bungkus logistic untuk menemukan snack makan siang
kita. Satu hal yang tak kalah pentingnya adalah bungkuslah seluruh item-item
peralatan dengan plastic walaupun kita melakukan perjalanan di musim panas.
Udara lembab gunung bisa membuat pakaian dan sleeping bag kita menjadi basah.
Prinsipnya : beban berat dipunggung, beban ringan dibawah, beban
tidak tahan air diplastik
Memakai Ransel
Setiap
ransel mempunyai perbedaan. Akan tetapi, hampir semuanya memungkinkan kita
untuk mengatur sabuk pinggang dan strap dada, dan beberapa diantaranya juga
bisa diatur sabuk bahunya secara vertikal. Mulailah memakai ransel dengan
menaruh sabuk pinggang sedikit lebih kencang dari posisi seharusnya. Pusatkan
atau posisikan sabuk pinggang persis tepat di titik tulang pinggang dan kencangkan
kemudian aturlah sabuk bahu sehingga terasa nyaman dan pas. Jika ransel kita
juga mempunyai tali strap pengencang maka kencangkanlah. Kencangkan perlahan
strap pengencang bagian atas (juga disebut strap pengangkat). Ceklah
point-point berikut untuk kenyamanan :
•
Bagian dalam dari ransel
harusnya mengikuti bentuk tubuh atau bentuk kontur punggung kita.
•
Bagian bawah dari sabuk bahu
berada pada 1-2 inchi di bawah strap pengencang bagian atas.
•
Strap penyeimbang bahu (strap
pengencang bagian atas) harus membentuk sudut antara 10 dan 45 derajat dari
bidang datar.
Kita
mungkin perlu mengatur sabuk bahu, tinggi sabuk pinggang, dan strap penyeimbang
bahu, tergantung jenis ranselnya, hingga ransel pas dengan point-point dan
memberikan kenyamanan pemakainya. Akhirnya, dengan sabuk pinggang dan strap
bahu pada posisinya yang betul, pasangkan strap pada dada yang melintang di
dada.
Hal
yang perlu diperhatikan dalam memilih ransel :
•
Pilihlah ransel yang sesuai
dengan ukuran tubuh kita. Ukuran ransel dibuat berdasarkan torso tubuh. Torso
tubuh dari tubuh orang yang tinggi akan berbeda panjangnya dengan orang yang
bertubuh pendek. Ukuran torso inilah yang menjadi acuan produsen ransel dalam
memproduksi ukuran back system ransel. Back system ransel pada umumnya memiliki
3 ukuran, yaitu kecil (S), sedang (M), dan besar (L). Berdasarkan ukuran ini
jugalah dibuat ukuran isi ransel. Jadi, jika tubuh Anda berukuran kecil, jangan
mencoba untuk memakai ransel berukuran isi 100 liter. Pada umumnya ukuran 100
liter mempunyai ukuran torso besar (L) sehingga tidak akan nyaman memakainya.
Jika tidak mengerti mengenai prinsip torso ini, sebaiknya mencoba memakai
ransel yang akan dibeli dan settinglah sesuai gambar di atas.
•
Perhatikan bahan ransel, bentuk
aktivitas pendakian yang akan Anda jalani juga memengaruhi pemilihan. Untuk
pendakian yang akan melewati hutan lebat yang penuh dengan tanaman berduri atau
ranting-ranting pohon, misalnya pendakian untuk membuka jalur, akan memerlukan
ransel yang terbuat dari bahan yang kuat dan cukup tebal. Ransel yang berbahan
tipis seperti halnya ransel untuk pendakian alpine atau ransel ultralight tidak
cocok dipakai karena akan cepat robek.
•
Perhatikan jahitan ransel
tersebut. Perhatikan juga material pendukungnya seperti webbing ransel, bukle,
dan waterproof. Ransel yang baik mempunyai material yang kuat dan tidak mudah
rusak.
•
Perhatikan juga pembagian
compartment atau ruang simpannya, dan sesuaikan dengan kebutuhan Anda.
•
Untuk mendaki gunung di
Indonesia, hindarilah untuk memakai ransel yang berangka luar (external
frame) karena selain menyusahkan saat menerobos di sela pepohonan hutan di
jalan setapak, terkadang juga framenya mudah tersangkut saat menuruni jalan
setapak yang curam.
Pakailah
ransel sesuai dengan ukurannya. Jangan membawa ransel terlalu overload karena
akan berpengaruh pada usia pakai ransel tersebut.
Sleeping Bag
Saat
memutuskan untuk membeli sleeping bag atau kantong tidur, haruslah diingat
bahwa setengah dari waktu kita di alam bebas akan dihabiskan di dalamnya.
Sleeping bag merupakan salah satu perlengkapan yang vital bagi seorang pendaki
gunung. Dalam suhu yang dingin di ketinggian gunung, sleeping bag bisa menjadi
penyelamat jiwa pendaki dari ancaman hypothermia. Sleeping bag mempunyai berat,
ukuran dan bahan yang berbeda-beda. Bahan pelapis sleeping bag, selain dari
bahan down atau bulu angsa, juga berupa
bahan
sintesis, seperi Polarguard 3D, Primaloft, dan ada juga bahan yang lebih murah
yaitu Holofil yang lebih berat jika dibandingkan dengan bahan lainnya.
Beberapa
kunci penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan sleeping bag, yaitu :
•
Pas. Jika terlalu sempit dan
ketat maka akan tidak nyaman, jika terlalu longgar juga bisa membuat ruang
dingin.
•
Penutup kepala yang adjustable.
•
Bentuk food box yang pas dengan
kaki dan tidak terlalu sempit.
•
Resleting dua arah sebagai
ventilasi.
•
Ada isolasi pelapis di belakang
resleting (draught tube) untuk mencegah hilangnya kehangatan.
Sleeping
bag semi-rectangular, tipe ini agak menyempit di bagian kakinya yang berfungsi
sebagai penambah kemampuan penghangatnya.
Sleeping
bag tipe mumi, tipe ini merupakan yang paling efisien karena bentuknya yang
mengikuti pola tubuh, tidak berat dan tidak memakan tempat saat di-packing yang
sebanding dengan kemampuan penghangat yang diberikannya.
Satu
lagi tipe sleeping bag yang banyak dipakai di Indonesia yaitu tipe selimut atau
tipe tikar. Sleeping bag tipe ini mempunyai resleting yang melingkar setengah
lingkaran sehingga bisa dibuka lebar dan bisa dipakai untuk dua orang seperti
selimut. Tipe ini tidak cocok dipakai untuk gunung yang bersuhu dingin dan extreme
karena memang didesain hanya untuk kegiatan camping dan tracking di
gunung-gunung yang rendah. Bentuknya lebih longgar sehingga bisa menyebabkan
kehilangan kehangatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedua tipe
sebelumnya. Akan tetapi, untuk gunung-gunung di Indonesia yang rata-rata
berketinggian 3000-an meter, tipe ini masih bisa dipakai.
Tenda
Tenda
adalah rumah bagi pendaki gunung, tempat melepas lelah setelah seharian berjalan
dan tempat yang melindunginya dari serangan angin dan cuaca dingin serta basah.
Memilih tenda yang baik tidaklah gampang mengingat saat ini ada banyak tipe
tenda yang mempunyai bentuk, ukuran, material dan juga berat yang berbeda-beda.
Masing-masing tipe tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Zaman sekarang
tenda untuk pendakian mempunyai dua prinsip pelapisan perlindungan, yaitu
dinding bagian dalam yang terbuat dari bahan yang bernafas atau bahan
non-waterproof dan dinding luar yang disebut juga flysheet yang terbuat dari
bahan waterproof. Ini semua bertujuan mengatasi faktor kondensasi yang
dihasilkan oleh tubuh dan kegiatan memasak. Oleh karena itu, faktor yang paling
diperhatikan dalam memilih tenda adalah faktor kondensasi yang akan berpengaruh
terhadap kenyamanan selama di dalam tenda. Kondensasi terjadi karena hawa panas
yang dihasilkan oleh tubuh dan juga saat kita memasak di dalam tenda pada waktu
hujan. Jadi untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan dinding dalam tenda
terbuat dari bahan yang non-waterproof agar hawa panas tersebut bisa keluar.
Kemudian, untuk melindungi bagian dalam tenda dari hujan dan hawa lembab serta
dingin gunung, lapisan flysheet yang waterproof mengambil peranan tersebut.
Saat ini juga sudah tersedia di pasaran tenda single wall atau tenda yang tidak
memerlukan flysheet. Akan tetapi, harganya masih sangat mahal karena terbuat
dari material bernafas sekaligus waterproof seperti Gore-light yang dikeluarkan
oleh produsen Gore-Tex.
Beberapa
kunci penting yang harus dipenuhi oleh tenda :
•
Mudah didirikan. Periksa juga
jumlah pasaknya atau apakah tenda tersebut merupakan tenda yang freestanding
atau tenda yang bisa didirikan tanpa harus dibantu oleh pasak.
•
Poles atau rangka tenda yang terdiri dari beberapa bagian dan dihubungkan
oleh sebuah tali elastis di dalamnya dan poles bisa cepat dipasangkan pada
tenda lewat kaitan (Clips) atau wide sleeves-nya.
•
Flysheet-nya tahan air atau waterproof, juga UV-resistant.
•
Bagian dinding dalam tenda
tidak boleh dilapisi dengan lapisan anti air agar bisa melepaskan kondensasi
keluar dari tenda.
•
Mempunyai ruang yang cukup dan
sebanding dengan rasio beratnya.
•
Mempunyai lapisan jaring anti
serangga pada pintunya.
•
Mempunyai beranda (Vestibule)
yang cukup luas.
•
Mempunyai ventilasi yang baik.
•
Struktur tenda tidak terlalu
tinggi agar lebih tahan terhadap angin.
•
Periksalah jahitan dan seam
sealed-nya apakah menutupi setiap jahitan. Produsen tenda yang baik akan selalu
menyertakan extra seam sealer pada setiap paket tenda yang dijualnya.
Jenis-Jenis Tenda
Tenda
berdasarkan penggunaannya dapat kita kategorikan sebagai berikut :
•
Three Season Tents atau tenda
dipakai pada tiga musim
Tenda ini banyak
digunakan pada pendakian gunung-gunung yang beriklim tidak
begitu ekstrem. Ada berbagai tipe tenda dalam kategori ini,
biasanya mempunyai konstruksi yang simple dan kadang hanya mempunyai satu atau
dua rangka (Pole). Tenda-tenda dalam kategori ini lebih ringan dan ringkas
dalam hal packing. Tenda jenis ini banyak dipakai oleh para trekker dan
backpacker.
•
Four Season dan Expedition Tent
atau tenda empat musim serta tenda ekspedisi.
Tenda jenis ini biasanya dipakai oleh para pendaki gunung-gunung
tinggi. Tenda jenis ini mempuyai konstruksi yang lebih tahan angin serta
terbuat dari material yang lebih baik daripada tenda jenis three season.
Penggunaan tenda jenis ini ditujukan pada gunung yang beriklim lebih ekstrem
dan dingin. Tenda jenis ini biasanya mempunyai 3-4 rangka (pole) bahkan lebih.
Harga tenda jenis ini juga lebih mahal jika dibandingkan dengan jenis tenda
tiga musim.
0 komentar:
Posting Komentar