Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MOUNTAINEERING



MOUNTAINEERING

BAB 1 MANAJEMEN PERJALANAN

PERENCANAAN PERJALANAN

Kunci sukses perencanaan perjalanan adalah memulai perencanaan itu sedini mungkin. Rencanakan sebelum tanggal pelaksanaan. Buatlah kalender atau time table yang berisikan bermacam-macam rencana yang harus diselesaikan. Sediakan waktu yang cukup untuk pengurusan izin dan surat jalan. Berikut adalah poin-poin penting yang perlu mendapat perhatian :

Pemilihan Lokasi
Perjalanan bisa dikatakan memuaskan jika kita sampai pada daerah yang menjadi tujuan dan tahu tujuan kita ke tempat tersebut : apakah kita mendaki gunung dengan tujuan mencapai puncak, hanya mengenal vegetasinya, ataupun hanya berburu foto alam bebas. Pemilihan lokasi perjalanan merupakan hal pertama yang harus dilakukan.

Pengumpulan Data dan Studi Pustaka
Setelah mengetahui tujuan kita maka hal berikutnya yang perlu kita lakukan adalah mengumpulkan data dan mempelajarinya. Hal-hal yang perlu kita ketahui dan dapatkan antara lain :
  1. Peta, dengan adanya peta kita bisa memperkirakan lamanya perjalanan yang akan  
terkait pada banyak hal, baik logistik, peralatan dan keuangan.
  1. Keadaan daerah yang dituju, perlu kita dapatkan informasi mengenai kebudayaan dan kebiasaan penduduk setempat, keamanan daerah tersebut serta kondisi iklim dan medannya. Hal lainnya yang penting adalah mempelajari bagaimana tata cara pengurusan perizinannya, dan lain-lain.
  2. Transportasi, kita perlu mempelajari jalur transportasi yang akan digunakan untuk mencapai daerah tersebut berikut alternatifnya. Termasuk didalamnya adalah jam keberangkatan maupun alternatif tiket.

Latihan Fisik
Latihan fisik ini perlu sekali dilakukan karena akan memudahkan kita menghadapi medan yang mungkin membutuhkan kekuatan fisik yang kuat. Jika tidak mengetahui jenis latihan fisik yang cocok untuk tipe perjalanan Anda, sebaiknya mengonsultasikannya dengan ahli olahraga. Namun, pada dasarnya jogging adalah latihan fisik yang sangat cocok untuk tipe perjalanan mendaki gunung.

Kenali Bahaya Setempat
Sebagai pendaki gunung, Anda pasti akan mengunjungi daerah terpencil dan juga hutan-hutan yang lebat. Kenalilah bahaya potensial daerah tersebut, baik yang datang dari satwa maupun fauna bahkan mungkin saja jenis makanan setempat yang mungkin tidak cocok dengan perut kota Anda. Berdasarkan ini Anda juga bisa merancang First Aids Kit (kotak pertolongan pertama) Anda.


PEMILIHAN LOGISTIK

Pemilihan logistik atau bahan makanan yang tepat merupakan juga sebuah tahapan yang tidak kalah pentingnya dalam manajemen perjalanan. Dalam pemilihan logistik yang akan dibawa hendaknya memperhatikan juga beberapa factor-faktor sebagai berikut :
a.       Lamanya perjalanan
Lamanya perjalanan  yang akan dilakukan, tepatnya saat mulai pendakian hingga turun kembali. Ini juga ada kaitannya dengan perkiraan jumlah pemakaian bahan bakar kompor. Lamanya perjalanan akan berkaitan juga dengan ketahanan makanan yang dibawa.

b.      Jumlah anggota

c.       Daerah yang dituju
Daerah tujuan juga merupakan faktor yang tidak kalah penting karena ada daerah yang masih sulit untuk menjumpai toko serba ada atau swalayan sehingga kita harus belanja semua logistik yang kita perlukan di daerah asal kita. Serta juga yang perlu mendapatkan perhatian adalah gunung yang akan kita daki apakah mempunyai sumber mata air atau tidak sama sekali.

d.      Pantangan masyarakat setempat
Di beberapa daerah di Indonesia masyarakat setempat masih mempunyai pantangan-pantangan terhadap beberapa jenis makanan yang akan dibawa masuk ke dalam hutan. Pantangan ini ada kaitannya dengan habitat binatang pemangsa yang masih banyak ditemui di daerah tersebut. Sebagai contoh di beberapa daerah di Sumatera, penduduk di kaki gunung masih menabukan untuk membawa makanan yang berbau anyir (daging mentah, telur, dsb) untuk dibawa ke gunungatau hutan karena akan menarik perhatian harimau.

e.       Selera anggota rombongan
Penyesuaian selera  masing-masing individu memang akan membuat perencanaan logistik menjadi kompleks. Akan tetapi, point ini tidak bisa dihilangkan begitu saja. Perlu ada pembicaraan dan kesepakatan di antara anggota perjalananan apakah ada yang mempunyai pantangan atau alergi terhadap suatu jenis makanan dan mencarikan solusinya.

f.       Tipe pendakian
Yang dimaksud dengan tipe pendakian disini adalah, apakah pendakian yang akan dilakukan mengutamakan kecepatan dan pencapaian target dalam waktu singkat atau merupakan perjalanan santai dan mencapai target perjalanan denagn waktu yang cukup fleksibel. Jika anda akan melakukan pendakian dalam waktu singkat maka makanan yang jenis ptaktis adalah pilihan yang tepat. Dan jika perjalanan anda merupakan perjalanan santai maka tidak ada salahnya membawa logistic yang juga bias memanjakan anda selama perjalanan

g.      Berat
Faktor berat merupakan juga hal yang perlu menjadi perhatian anda dalam memilih logisti yang akan dibawa selama perjalanan pendakian.pertimbangan faktor berat ini juga tidak lepas dari rencana pendakian anda apakah seluruh beban akan dibawa oleh anda dan anggota pendakian atau akan dibawa oleh porter yang akan anda sewa jasanya.

Dengan memperhatikan factor-faktor diatas persiapan logistik kita akan lebih baik dan bias lebih efektif. Kepiawaian dalam perencanaan logistik juga tidak terlepas dari factor sering tidaknya anda melakukan perjalanan pendakian. Semakin sering anda melakukan pendakian maka anda juga akan semakin banyak mendapat pengalaman dengan berbagai jenis logistic yang sesuai menurut selera dan kecocokan anda.





PEMILIHAN PERALATAN

Pemilihan peralatan yang sesuai dengan perjalanan kita tidak kalah pentingnya dengan persiapan lainnya. Ada tiga ketentuan dasar dalam pemilihan peralatan yang baik, yaitu performance, ketahanan dan beratnya. Jika berencana hendak membeli peralatan, lakukanlah riset sebelumnya dengan mempertimbangkan ketiga ketentuan dasar di atas. Jika Anda sudah mempunyai peralatan maka hal yang harus dilakukan adalah kumpulkan seluruh peralatan yang akan anda bawa, setidaknya dimenit-menit terakhir keberangkatan untuk mencegah ada barang yang tertinggal atau terlupa yang dapat membuat perjalanan menjadi tidak nyaman. Lakukan langkah-langkah berikut ini :

  1. Buatlah list atau daftar.
Mulailah dengan checklist. (Sebagai contoh dapat ditemukan pada halaman lampiran). Buatlah secara menyeluruh sesuai kemauan Anda. Daftar tersebut akan berbeda untuk setiap perjalanan, tetapi ada beberapa materi yang selalu tercantum dalam daftar tersebut. Suatu checklist atau daftar akan menjadi bermanfaat jika secara logika dibagi kedalam beberapa kelompok seperti pakaian, peralatan masak dan makan, peralatan tidur, perlatan P3K dan survival kits, dan seterusnya. Setelah berulang-ulang melakukan perjalanan, Anda akan memahami bagaimana mengedit daftar peralatan yang cocok dengan jenis perjalanan yang akan dilakukan.

  1. Kumpulkan peralatan.
Sesuai daftar yang dibuat, kumpulkan dan kelompokkan peralatan berdasarkan jenis penggunaannya. Pengumpulan ini mungkin akan membutuhkan waktu jika peralatan Anda tidak cukup sehingga harus membeli atau meminjamnya. Setelah terkumpul semua, bentangkanlah di atas lanatai dan kelompokkan menurut penggunaannya yang dibuat berdasarkan daftar yang disusun tadi. Ini juga akan mencegah akan terlupanya suatu peralatan.

  1. Cek dan Tes.
Peralatan yang rawan terhadap penggunaan harus dilakukan cek dan tes, seperti kompor, harus dicek dan dites apakah bisa berfungsi dengan normal, sleeping bag harus dicek. Untuk tenda, cek patok dan frame serta flyingsheet-nya. Lakukan tes terhadap cara mendirikannya jika tenda tersebut baru Anda beli atau pinjam. Ceklah senter Anda. Lakukan juga pengecekan pada peralatan P3K dan survival kits Anda. Juga cek setiap peralatan yang menggunakan resleting, apakah bisa berfungsi dengan baik. Cek juga kondisi sepatu Anda.

Berikut adalah beberapa contoh peralatan standar yang dibutuhkan untuk sebuah perjalanan pendakian gunung, dan wajib dipunyai oleh seorang pendaki gunung yang berencana untuk bermalam di gunung.




Pakaian

Jenis pakaian yang sangat dibutuhkan dalam sebuah perjalanan pendakian gunung adalah yang mampu memberikan perlindungan kepada kita dari suhu dan cuaca daerah pegunungan serta membuat kita tetap kering dan hangat. Saat ini sudah banyak sekali pakaian yang terbuat dari bahan yang memang diciptakan untuk kegiatan pendakian gunung. Namun, hal terpenting dalam pemilihan pakaian adalah mampu memberikan isolasi dari udara dingin dan memberikan perlindungan dari panas serta kelembaban. Juga, harus mampu mencegah terjadinya rasa panas dan keringat yang berlebihan serta mampu memberikan keleluasan dalam bergerak. Ada bahan yang memberikan isolasi yang baik terhadap panas, tetapi tidak mampu menahan udara lembab atau basah. Oleh karena itu, kita juga harus mengenal prinsip pelapisan dalam berpakaian pada sebuah pendakian gunung.

Prinsip Pelapisan

Lapisan-lapisan yang banyak dari bahan tipis, jauh lebih efektif daripada pada sedikit lapisan tebal untuk menyerap udara kekulit kita yang akan dihangatkan oleh panas tubuh kita. Temperatur tubuh dapat dikontrol dengan menambah atau mengurangi lapisan-lapisan tersebut, serta juga dengan membuka resleting atau kancing untuk memberikan ventilasi pada baju tersebut. Prinsip pelapisan terdiri dari :



  1. Lapisan dasar
Lapisan dasar ini adalah yang melekat langsung pada kulit atau pakaian dalam. Saat ini ada sebutan untuk salah satu jenis bahan pakaian dalam yaitu ”thermal underwear”. Hal yang penting dari lapisan pertama ini adalah untuk menjaga agar kulit tetap kering bukan menjaga panas. Hindari memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun karena bahan ini jika basah susah sekali untuk cepat kering, apalagi di gunung yang selalu beriklim lembab.
  1. Lapisan kedua
Lapisan kedua ini merupakan lapisan yang berhadapan dengan uap lengas [berair atau lembab dari badan yang dibawa keluar oleh lapisan dasar. Jadi, lapisan kedua ini harus mampu melepaskannya tanpa mengurangi daya isolasi kehangatannya. Lapisan kedua ini adalah pakaian yang biasa dipakai untuk jalan seperti T-shirt dan celana pendek atau celana panjang yang terbuat dari bahan gabungan antara nilon dan polyester. Banyak pakaian yang difungsikan sebagai pakaian untuk tracking yang dibuat dari bahan ini. Untuk iklim pegunungan Indonesia sendiri tidak terlalu dingin, bahan katun tipis juga bisa dipakai. Namun, apabila basah harus dilepas.
  1. Lapisan ketiga
Lapisan ketiga ini berfungsi sebagai penghangat dan biasanya dipakai saat berhenti atau saat di basecamp. Bahan yang cocok adalah seperti pile atau fleece. Selain ringan, bahan ini bahkan mampu memberikan kehangatan dalam keadaan lembab sekalipun. Jaket dan celana dari pile atau fleece ini akan memberikan kehangatan bagi tubuh kita, tetapi tidak bisa bertahan terhadap serangan angin dingin. Untuk itu, kita membutuhkan satu lapisan lagi, yaitu lapisan luar.
  1. Lapisan keempat
Lapisan keempat ini disebut juga lapisan luar yang menjaga badan terhadap angin dingin yang bertiup cukup kencang saat kita berada di puncak gunung atau saat mendirikan tenda di daerah puncak gunung yang terbuka. Bahan yang cocok untuk lapisan luar ini adalah bahan yang mampu memberikan perlindungan terhadap udara dan angin yang lembab. Jika lapisan ini gagal memberikan perlindungan, sebagus apa pun lapisan ketiga, kedua serta lapisan utamanya, maka dalam keadaan basah dan terkena angin, akan membuat kita kedinginan dengan cepat sehingga mengalami hypothermia. Bahan lapisan ini disebut juga shell garment. Ada dua tipe shell garment. Pertama adalah windproof. Tipe ini sayangnya tidak waterproof. Tipe kedua memiliki kedua kemampuan di atas, windproof dan waterproof. Satu lagi jenis lain bahan untuk lapisan ketiga ini adalah waterproof  breathable garment, atau bahan waterproof yang bernafas. Disebut bernafas karena kemampuannya menahan air dan angin, tetapi mampu juga melepaskan uap panas tubuh sehingga membuat tubuh kita tidak basah oleh keringat saat memakainya walaupun ditengah hujan sekalipun. Salah satu contoh bahan ini adalah yang diproduksi oleh merk Gore-tex. Contoh lapisan keempat ini adalah Jaket Parka Gunung. Parka yang terbuat dari bahan tahan air atau bahan bernafas juga bisa dijadikan sebagai rain coats pengganti ponco.

Dengan adanya prinsip pelapisan ini kita akan mudah sekali mengatur temperatur tubuh secara cepat. Down Jacket yang tebal atau sweater wool yang tebal memang memberikan kehangatan pada tubuh kita, tetapi tidak mampu memberikan fleksibilitas dalam pengaturan kehangatan yang diberikan. Prinsip pelapisan ini seperti mengatur suhu sebuah pemanas, bisa mengurangi panasnya dengan mengecilkannya sedikit demi sedikit. Hindari memakai bahan jeans untuk naik gunung karena jika basah susah kering. Selain itu, bahan jeans juga mudah sekali menjadi lembab.


Sepatu

Sepatu yang memenuhi syarat adalah suatu kebutuhan yang penting bagi pendaki gunung. Sebelum memulai perjalanan, pastikan sepatu yang cocok untuk jenis perjalanan yang akan dilakukan. Kemudian, biasakan untuk menguji dan mencobanya sebelum benar-benar memakainya di pendakian. Sepatu jenis boot pada umumnya sering digunakan untuk mendaki karena bisa melindungi mata kaki. Bagian dalam sepatu boot bisa menjadi lingkungan yang tidak nyaman bagi kaki. Untuk itu, disarankan untuk mengambil nomor sepatu lebih besar sedikit dari ukuran kaki. Dengan sedikit mengatur ikatan tali sepatu yaitu dengan cara mengikat semua ikatan tali sepatu maka kita akan mendapatkan kenyamanan saat melangkah. Pemakaian sepatu boot yang tidak benar atau sepatu boot yang berkualitas rendah akan membuat kaki sakit dan penuh lecet. Di gunung tidak mudah untuk menjaga kaki tetap kering dan bersih. Kulit yang lecet akan lama sembuhnya karena udara gunung yang lembab. Hal ini jelas akan mengganggu perjalanan.

Memilih Sepatu Boot

Pemilihan sepatu boot lebih tergantung pada medan yang akan ditempuh, berat yang dibawa dan cuaca, meskipun unsur selera juga memengaruhinya. Banyak orang yang menyukai sepatu boot yang cukup berat bahkan untuk medan yang sedang. Tipe-tipe sepatu boot sebagai berikut :
trail boots.jpg
         Light Hiker atau Trail Boots
Terbuat dari campuran bahan fabric (bahan seperti yang dipakai untuk ransel) dan kulit. Solnya fleksibel dan ringan. Jenis sepatu ini cocok digunakan untuk Day Trips atau perjalanan dengan ransel yang sangat ringan. Jenis ini juga sangat cocok digunakan di areal perkemahan.
off trail.jpg

         Off Trail Boots
Terbuat dari kulit hingga bagian atasnya. Solnya mempunyai hak dan mempunyai ankle support di bagian atasnya. Jenis ini cocok untuk dipakai pada perjalanan dua atau lima hari dengan ransel ukuran menengah.


         Rough Trail
rough trail.jpgTerbuat dari kulit hingga atasnya. Sedikit tinggi dan mempunyai ankle support yang kokoh dan kuat serta solnya lebih agresif dengan kembang sole yang cukup tajam. Jenis ini cocok dipakai untuk perjalanan panjang dengan ransel ukuran besar dan medan yang berat.

mountaineering boots.jpg
         Double Boots (Mountaineering Boots)
Lapisan luarnya terbuat dari plastik, dan ada boot lapisan dalamnya. Sol dengan kembang yang agresif, serta ada cantelan crampon. Jenis ini cocok untuk extreme mountaineering pada medan bersalju.

Sebelum memakai sepasang sepatu boot di lapangan, ada baiknya untuk mencobanya terlebih dahulu dengan memakainya berkeliling selama mungkin agar membiasakan kaki dengan sepatu tersebut dan juga agar kulitnya menjadi sedikit lentur. Jangan pernah memakai sepatu boot baru langsung di medan pendakian tanpa mencobanya terlebih dahulu. Ini bisa berakibat lecet dan membuat perjalanan menjadi tidak nyaman.


Ransel

Dewasa ini terdapat berbagai jenis ransel yang desain dan ukurannya ditujukan untuk berbagai jenis kegiatan. Ransel adalah peralatan paling utama bagi seorang pendaki gunung. Ransel harus bisa membawa peralatan yang kita butuhkan selama perjalanan. Ransel, dan juga sepatu boot, adalah dua hal yang perlu mendapat perhatian ekstra dari pendaki untuk memperoleh kenyamanan. Seperti halnya sepatu, pemilihan ransel yang cocok bagi diri si pendaki sangat perku diperhatikan agar tidak sengsara sewaktu membawanya diperjalanan. Akan tetapi, satu hal yang perlu diperhatikan adalah tidak ada satu ransel pun yang benar-benar nyaman dipakai saat membawa beban yang berat. Meski ransel keluaran pabrik ternama dunia sekalipun. Nyaman di sini maksudnya adalah tidak terlalu membuat seluruh badan kita menjadi sakit.

Mengenal Point pada Ransel

Ada dua tipe ransel, yaitu external frame (ransel bertulang di luar) dan internal frame (ransel bertulang di dalam). Di sini kita akan membahas internal frame lebih spesifik karena jenis ini lebih cocok digunakan untuk medan pegunungan di Indonesia. Berikut adalah penjelasan point-point penting yang ada pada ransel :

         Pas/cocok
Ransel yang tidak pas di badan akan membuat kita sakit di bagian bahu dan pinggang serta punggung, dan bahkan juga bisa tidak stabil.

         Sabuk pinggang yang didesain dengan baik
Sabuk pinggang yang baik seharusnya bisa menampung hingga 90 persen dari berat ransel tanpa menyebabkan pinggang tergosok atau sakit pada pinggang.

         Bentuk lengkungan
Lapisan lembut sabuk bahu dengan strap pengencang bagian atas atau disebut juga strap pengangkat beban berguna agar bisa memindahkan tekanan berat dari bahu.

         Frame/lembar lapisan frame
Membantu memindahkan berat ke pinggang dan mencegah tonjolan peralatan yang di-packing di dalam ransel agar tidak menyodok punggung.

         Kapasitas
      Kemampuan daya angkut dan desainnya cocok untuk peralatan yang akan dibawa. Untuk perjalanan satu hari tidak akan memerlukan ransel dengan fasilitas penyimpanan sleeping bag dan tenda.

         Ringan
      Ransel seharusnya seringan mungkin untuk membawa beban yang akan dibawa – kira-kira berat ransel 10 persen dari total berat secara keseluruhan.

 Cara packing
  Packing: cara menyusun barang bawaan dalam jumlah banyak tetapi terasa ringan.
Bagi seorang pendaki gunung, packing adalah suatu seni. Seni menata dan menempatkan seluruh perlatan dan logistic di dalam ranselnya. Ransel yang di packing dengan baik akan memudahkan dan lebih nyaman untuk dibawa dibandingkan dengan ransel yang tidak di packing dengan baik. Dewasa ini muncul banyak kecenderungan para pendaki gunung di Indonesia untuk memasukkan amtras atau sleeping mat merka ke dalam ransel dan kemudian baru memasukkan barang-barangnya, dengan maksud agar ranselnya terlihat rapi bentuknya. Ini adalah langkah yang tidak benar karena merupakan pemborosan tempat. Selain itu juga, jika tiba-tiba memerlukan matras maka mau tidak mau harus membongkar packing  dan menatanya kembali saat matras tidak dibutuhkan lagi. Ransel modern sekarang sudah menyedialan strap di beberapa yang bias digunkan untuk menempatkan matras. Oleh karena packing adalah seni maka akan menjadi tantangan yang sangat mebarik untuk bisa mempacking tanpa dibantu oleh matras di dalamnya.

Dalam mempacking peralatan perlu diperhatikan factor-faktor berikut :

Ø  Faktor berat
Penempatan item-item peralatan dan logistic yang sesuai menurut beratnya. Letakkan item berat di bagian atas dan yang ringan di bagian bawah. Gunanya adalah agar berat seluruh badan jatuh di pundak bukan di punggung atau pinggang. Keseimbangan juga harus diperhatikan. Untuk itu, bagilah berat merata kiri dan kanan ransel


Ø  Factor penggunanaan barang
Peralatan dan logistic yang sering dipakai atau yang akan segera dipakai diletakkan pada tempat yang mudah diambil. Kelompokkan item-item menurut fungsinya dan timing penggunaanya. Misalnya perlengkapan tidur (sleeping bag dan pakaian tidur) hendaknya diletakkan pada bagian terbawah ramsel karena penggunaan item tersebut hanya pada malam hari, pakaian ganti diletakkan di atasnya, kemudian alat masak dan logistic makanan. Tenda hendaknya diletakkan pada bagian paling atas karena selain lebih berat, tenda juga merupakan item yang paling dulu dibutuhkan saat akan mendirikan basecamp. Pengelompokkan item-item peralatan menurut fungsinya ini bisa akan lebih baik lagi jika ditempatkan dalam kantong-kantong atau stuff bag.

Ø  Faktor efisiensi
Pergunakan ruang dalam ransel maupun ruang kosong pada perlatan. Misting yang kosong di dalamnya serta gelas yang kosong akan lebih baik lagi jika diisikan item2 kecil yang dapat lebih  enghemat tempat. Juga, buanglah setiap kotak-kotak makanan yang tidak perlu dan untuk mengenali makanan yang telah dibuang kotaknya tesebut tandailah dengan spidol untuk memudahkan kita. Selain mengurangi berat, kita juga secara tidak langsung telah mengurangi sampah.
Factor pembagian berat yang benar merupakan hal yang perlu menjadi perhatian kita, banyak literature yang menyarankan cara mengatur barang yang baik menurut beratnya, yang ditujukan tidak lain adalah untuk kenyamanan kita saat melakukan perjalanan pendakian.

Pada medan perjalanan yang landai, item berat berada paling atas bagian dalam dekat kepala, item berberat sedang ditempatkan pada 2 tempat yaitu pada bagian tengah bagian dalam (dekat punggung) dan bagian atas luar menutupi item yang berat. Item yang ringan diletakkan pada bagian tengah luar. Pad medan yang curam, bagian atas ransel diisi dengan item yang sedang beratnya. Item yang berat diletakkan pada bagian dalam dekat denagn punggung dan pundak, sedangkan item yang ringan diletakkan pada bagian luar menutupi item yang berat. Pada kedua jenis pengaturan ini sleeping bag selalu diletakkan pada bagian bawah ransel.

Packing logistic juga perlu diorganisasikan menurut jadwal penggunaannya. Kelompokkanlah logistic makan pagi, siang, dan malam dalam kantong yang berbeda. Ini akan sangat membantu saat berhenti di tengah perjalanan untuk makan siang sehingga tak perlu membongkar seluruh bungkus logistic untuk menemukan snack makan siang kita. Satu hal yang tak kalah pentingnya adalah bungkuslah seluruh item-item peralatan dengan plastic walaupun kita melakukan perjalanan di musim panas. Udara lembab gunung bisa membuat pakaian dan sleeping bag kita menjadi basah.

packing.JPGPrinsipnya : beban berat dipunggung, beban ringan dibawah, beban tidak tahan air diplastik













back packing2.jpgMemakai Ransel

Setiap ransel mempunyai perbedaan. Akan tetapi, hampir semuanya memungkinkan kita untuk mengatur sabuk pinggang dan strap dada, dan beberapa diantaranya juga bisa diatur sabuk bahunya secara vertikal. Mulailah memakai ransel dengan menaruh sabuk pinggang sedikit lebih kencang dari posisi seharusnya. Pusatkan atau posisikan sabuk pinggang persis tepat di titik tulang pinggang dan kencangkan kemudian aturlah sabuk bahu sehingga terasa nyaman dan pas. Jika ransel kita juga mempunyai tali strap pengencang maka kencangkanlah. Kencangkan perlahan strap pengencang bagian atas (juga disebut strap pengangkat). Ceklah point-point berikut untuk kenyamanan :

         Bagian dalam dari ransel harusnya mengikuti bentuk tubuh atau bentuk kontur punggung kita.
         Bagian bawah dari sabuk bahu berada pada 1-2 inchi di bawah strap pengencang bagian atas.

         Strap penyeimbang bahu (strap pengencang bagian atas) harus membentuk sudut antara 10 dan 45 derajat dari bidang datar.

Kita mungkin perlu mengatur sabuk bahu, tinggi sabuk pinggang, dan strap penyeimbang bahu, tergantung jenis ranselnya, hingga ransel pas dengan point-point dan memberikan kenyamanan pemakainya. Akhirnya, dengan sabuk pinggang dan strap bahu pada posisinya yang betul, pasangkan strap pada dada yang melintang di dada.

Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih ransel :
back packing1.jpg
         Pilihlah ransel yang sesuai dengan ukuran tubuh kita. Ukuran ransel dibuat berdasarkan torso tubuh. Torso tubuh dari tubuh orang yang tinggi akan berbeda panjangnya dengan orang yang bertubuh pendek. Ukuran torso inilah yang menjadi acuan produsen ransel dalam memproduksi ukuran back system ransel. Back system ransel pada umumnya memiliki 3 ukuran, yaitu kecil (S), sedang (M), dan besar (L). Berdasarkan ukuran ini jugalah dibuat ukuran isi ransel. Jadi, jika tubuh Anda berukuran kecil, jangan mencoba untuk memakai ransel berukuran isi 100 liter. Pada umumnya ukuran 100 liter mempunyai ukuran torso besar (L) sehingga tidak akan nyaman memakainya. Jika tidak mengerti mengenai prinsip torso ini, sebaiknya mencoba memakai ransel yang akan dibeli dan settinglah sesuai gambar di atas.

         Perhatikan bahan ransel, bentuk aktivitas pendakian yang akan Anda jalani juga memengaruhi pemilihan. Untuk pendakian yang akan melewati hutan lebat yang penuh dengan tanaman berduri atau ranting-ranting pohon, misalnya pendakian untuk membuka jalur, akan memerlukan ransel yang terbuat dari bahan yang kuat dan cukup tebal. Ransel yang berbahan tipis seperti halnya ransel untuk pendakian alpine atau ransel ultralight tidak cocok dipakai karena akan cepat robek.

         Perhatikan jahitan ransel tersebut. Perhatikan juga material pendukungnya seperti webbing ransel, bukle, dan waterproof. Ransel yang baik mempunyai material yang kuat dan tidak mudah rusak.

         Perhatikan juga pembagian compartment atau ruang simpannya, dan sesuaikan dengan kebutuhan Anda.

         Untuk mendaki gunung di Indonesia, hindarilah untuk memakai ransel yang berangka luar (external frame) karena selain menyusahkan saat menerobos di sela pepohonan hutan di jalan setapak, terkadang juga framenya mudah tersangkut saat menuruni jalan setapak yang curam.

Pakailah ransel sesuai dengan ukurannya. Jangan membawa ransel terlalu overload karena akan berpengaruh pada usia pakai ransel tersebut.

Sleeping Bag
slight-d1729.jpg
Saat memutuskan untuk membeli sleeping bag atau kantong tidur, haruslah diingat bahwa setengah dari waktu kita di alam bebas akan dihabiskan di dalamnya. Sleeping bag merupakan salah satu perlengkapan yang vital bagi seorang pendaki gunung. Dalam suhu yang dingin di ketinggian gunung, sleeping bag bisa menjadi penyelamat jiwa pendaki dari ancaman hypothermia. Sleeping bag mempunyai berat, ukuran dan bahan yang berbeda-beda. Bahan pelapis sleeping bag, selain dari bahan down atau bulu angsa, juga berupa

bahan sintesis, seperi Polarguard 3D, Primaloft, dan ada juga bahan yang lebih murah yaitu Holofil yang lebih berat jika dibandingkan dengan bahan lainnya.
REI Sleeping Bag.jpg
Beberapa kunci penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan sleeping bag, yaitu :

         Pas. Jika terlalu sempit dan ketat maka akan tidak nyaman, jika terlalu longgar juga bisa membuat ruang dingin.
         Penutup kepala yang adjustable.
         Bentuk food box yang pas dengan kaki dan tidak terlalu sempit.
         Resleting dua arah sebagai ventilasi.
         Ada isolasi pelapis di belakang resleting (draught tube) untuk mencegah hilangnya kehangatan.

Sleeping bag semi-rectangular, tipe ini agak menyempit di bagian kakinya yang berfungsi sebagai penambah kemampuan penghangatnya.
Sleeping bag tipe mumi, tipe ini merupakan yang paling efisien karena bentuknya yang mengikuti pola tubuh, tidak berat dan tidak memakan tempat saat di-packing yang sebanding dengan kemampuan penghangat yang diberikannya.
Satu lagi tipe sleeping bag yang banyak dipakai di Indonesia yaitu tipe selimut atau tipe tikar. Sleeping bag tipe ini mempunyai resleting yang melingkar setengah lingkaran sehingga bisa dibuka lebar dan bisa dipakai untuk dua orang seperti selimut. Tipe ini tidak cocok dipakai untuk gunung yang bersuhu dingin dan extreme karena memang didesain hanya untuk kegiatan camping dan tracking di gunung-gunung yang rendah. Bentuknya lebih longgar sehingga bisa menyebabkan kehilangan kehangatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedua tipe sebelumnya. Akan tetapi, untuk gunung-gunung di Indonesia yang rata-rata berketinggian 3000-an meter, tipe ini masih bisa dipakai.



Tenda

Tenda adalah rumah bagi pendaki gunung, tempat melepas lelah setelah seharian berjalan dan tempat yang melindunginya dari serangan angin dan cuaca dingin serta basah. Memilih tenda yang baik tidaklah gampang mengingat saat ini ada banyak tipe tenda yang mempunyai bentuk, ukuran, material dan juga berat yang berbeda-beda. Masing-masing tipe tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Zaman sekarang tenda untuk pendakian mempunyai dua prinsip pelapisan perlindungan, yaitu dinding bagian dalam yang terbuat dari bahan yang bernafas atau bahan non-waterproof dan dinding luar yang disebut juga flysheet yang terbuat dari bahan waterproof. Ini semua bertujuan mengatasi faktor kondensasi yang dihasilkan oleh tubuh dan kegiatan memasak. Oleh karena itu, faktor yang paling diperhatikan dalam memilih tenda adalah faktor kondensasi yang akan berpengaruh terhadap kenyamanan selama di dalam tenda. Kondensasi terjadi karena hawa panas yang dihasilkan oleh tubuh dan juga saat kita memasak di dalam tenda pada waktu hujan. Jadi untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan dinding dalam tenda terbuat dari bahan yang non-waterproof agar hawa panas tersebut bisa keluar. Kemudian, untuk melindungi bagian dalam tenda dari hujan dan hawa lembab serta dingin gunung, lapisan flysheet yang waterproof mengambil peranan tersebut. Saat ini juga sudah tersedia di pasaran tenda single wall atau tenda yang tidak memerlukan flysheet. Akan tetapi, harganya masih sangat mahal karena terbuat dari material bernafas sekaligus waterproof seperti Gore-light yang dikeluarkan oleh produsen Gore-Tex.

Beberapa kunci penting yang harus dipenuhi oleh tenda :
         Mudah didirikan. Periksa juga jumlah pasaknya atau apakah tenda tersebut merupakan tenda yang freestanding atau tenda yang bisa didirikan tanpa harus dibantu oleh pasak.
         Poles atau rangka tenda yang terdiri dari beberapa bagian dan dihubungkan oleh sebuah tali elastis di dalamnya dan poles bisa cepat dipasangkan pada tenda lewat kaitan (Clips) atau wide sleeves-nya.
         Flysheet-nya tahan air atau waterproof, juga UV-resistant.
         Bagian dinding dalam tenda tidak boleh dilapisi dengan lapisan anti air agar bisa melepaskan kondensasi keluar dari tenda.
         Mempunyai ruang yang cukup dan sebanding dengan rasio beratnya.
         Mempunyai lapisan jaring anti serangga pada pintunya.
         Mempunyai beranda (Vestibule) yang cukup luas.
         Mempunyai ventilasi yang baik.
         Struktur tenda tidak terlalu tinggi agar lebih tahan terhadap angin.
         Periksalah jahitan dan seam sealed-nya apakah menutupi setiap jahitan. Produsen tenda yang baik akan selalu menyertakan extra seam sealer pada setiap paket tenda yang dijualnya.

Jenis-Jenis Tenda

Tenda berdasarkan penggunaannya dapat kita kategorikan sebagai berikut :

         Three Season Tents atau tenda dipakai pada tiga musim
      Tenda ini banyak digunakan pada pendakian gunung-gunung yang beriklim tidak
      begitu ekstrem. Ada berbagai tipe tenda dalam kategori ini, biasanya mempunyai konstruksi yang simple dan kadang hanya mempunyai satu atau dua rangka (Pole). Tenda-tenda dalam kategori ini lebih ringan dan ringkas dalam hal packing. Tenda jenis ini banyak dipakai oleh para trekker dan backpacker.

         Four Season dan Expedition Tent atau tenda empat musim serta tenda ekspedisi.
Tenda jenis ini biasanya dipakai oleh para pendaki gunung-gunung tinggi. Tenda jenis ini mempuyai konstruksi yang lebih tahan angin serta terbuat dari material yang lebih baik daripada tenda jenis three season. Penggunaan tenda jenis ini ditujukan pada gunung yang beriklim lebih ekstrem dan dingin. Tenda jenis ini biasanya mempunyai 3-4 rangka (pole) bahkan lebih. Harga tenda jenis ini juga lebih mahal jika dibandingkan dengan jenis tenda tiga musim.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar