PENGENALAN OLAH RAGA AIR
I. DIVING (dive = menyelam)
Penyelaman
sudah sangat lama dimulai manusia, terutama oleh bangsa barat. Bangsa Kreta
yang dikenal sebagai ”petani bawah air” sudah melakukan kegiatan menyelam sejak
3000 – 1400 SM.
Alexander juga pernah menggunakan pasukan
selam dalam peperangan. Di Indonesia penyelaman mungkin sudah dimulai sejak
jaman dulu, hal ini dibuktikan kehebatan penyelam-penyelam mutiara di Indonesia
Timur.
”Menyelam
adalah olah raga sunyi”, tempat orang mencari ketenangan dan kebersatuan dengan
alam tempat hidupnya. Hal tersebut merupakan salah satu motivasi seseorang
melakukan olah raga selam. Seorang penyelam harus berpindah dari kehidupan
dengan oksigen yang bebas ke suatu daerah dengan oksigen yang terbatas,
disamping itu secara fisis dan chemis air lautan mempengaruhi metabolisme tubuh
manusia.
Hal itulah yang menjadi pertimbangan bahwa
seorang penyelam harus terdidik dengan baik dan benar serta memenuhi
kwalifikasi internasional.
1. Peralatan pokok menyelam
Pada dasarnya diving terbagi menjadi 2
kategori :
1) Snorkel Diving (skin diving)
2) Scuba Diving
Scuba diver yang cakap terlebih dahulu
harus seorang Skin Diver yang mahir.
Snorkel
Diver harus mempunyai peralatan dasar :
1) Face Mask
Menciptakan kantong udara antara mata dan
air serta memungkinkan melihat benda di bawah air. Mask mencegah air masuk
hidung dan melindungi mata dan hidung dari zat pengganggu yang dapat
menimbulkan iritasi/radang.
2) Snorkel
Mencegah diver mengangkat kepala untuk
mengambil nafas dan memungkinkan melihat pemandangan bawah air dengan cara
berenang dan menelungkupkan muka di permukaan air.
3) Fins (Sirip)
Menambah kekuatan gerak kaki bukan
menambah kecepatan. Seorang diver berenang dengan gerak kaki lambat dan santai
akan menghemat tenaga dalam meluncur di bawah permukaan air.
4) Boots (Sepatu)
Melindungi kaki dari kejang karena
kedinginan dan kemungkinan lecet.
5) Buoyancy Vest (Rompi Apung)
Sesudah wet suit, diver akan mengenakan
alat apung ini.
6) Peralatan tambahan
a. Bendera selam
Berbentuk persegi panjang dengan warna
dasar merah dan garis diagonal putih melintang ke bawah, dipakai sebagai tanda
untuk kapal yang melintas di atas daerah penyelaman agar menyingkir dalam
radius 100 feet. Dipasang pada tiang sepanjang 36 inch dan ditancapkan di float
(pelampung).
b. Knife (pisau)
Sebagai pengaman atau bisa sebagai alat
kerja, misalnya untuk memberi isyarat dalam air saat melepaskan diri ketika
terjerat. Pisau selam terbuat dari logam heavy duty stainless dan memiliki sisi
: sisi potong dan sisi bergerigi.
c. Sarung tangan
Memberikan perlindungan terhadap karang,
batu dan air dingin.
d. Pakaian pelindung
Dalam suhu air di bawah 24o C
memerlukan perlindungan Dry sheet, pakaian dengan pelapis wool dan kapas.
e. Weigh Belt (sabuk pemberat)
Dipakai untuk mengatur buoyancy.
Scuba Diving
SCUBA = self contained underwater breathing apparatus.
penyelam
berusaha membawa persediaan udara sendiri tanpa berhubungan dengan permukaan
air.
a.
Jenis alat scuba
(1)
Sistem sirkuit tertutup
Menggunakan oksigen murni dilengkapi penyerap kimia untuk menghalau
asam arang yang keluar dari paru-paru. Sistem ini sangat berbahaya disebabkan oksigen dan asam arang berada dalam
tekanan parsial lebih. Dipakai terbatas sampai kedalaman 33 feet dan sekarang
tidak dipakai lagi dalam penyelaman.
(2)
Sistem sirkuit terbuka
Terdiri demand regulator dan tabung udara
dan sekrang merupakan jenis yang paling aman. Udara yang dimampatkan mengalir
melalui regulator ke penyelam saat menarik nafas. Asam arang hasil pernafasan
langsung dibuang kedalam air.
(3) Sistem sirkuit semi tertutup
Merupakan kombinasi kedua sistem diatas
dilengkapi kantong udara, kotak kimiawi, regulator dan tabung gas yang
dimampatkan. Sistem ini memungkinkan
bertahan lebih lama dalam air dan terutama dipakai untuk operasi militer.
(4) Sistem sirkuit tertutup gas campuran
Memiliki sistem kantong pernafasan kotak
kimiawi dan sebuah alat elektronik penyaring oksigen yang dapat mengontrol
jumlah oksigen di setiap kedalaman. Dapat dipakai sampai kedalaman lebih dari
1000 feet dan sering digunakan oleh pekerja ilmiah.
b.
Tabung
Terbuat dari baja atau campuran alumunium untuk menyimpan udara yang
dimampatkan.
Contoh tanda tabung buatan Amerika :
DOT 3 AA 2250 ----- DOT : Department of transportation
H 456709 3 AA : kelas dan macam bahan penahan
12 A 89 + 2250 : tekanan kerja maksimum
(psi)
H456709 : nomor dan seri dari tabung
12 89 : tanggal pengujian
5 + : tabung dapat diisi lebih
dari 10 persen dari tekanan maksimum
c. Perlengkapan tambahan
1)
Kompas
2)
Regulator
3)
Presure gauge (pengukur tekanan)
4)
Depth gauge (pengukur kedalaman)
5)
Decompression meter
2. Aspek dalam penyelaman
Tekanan Hidrostatis
Semakin dalam menyelam semakin tinggi pula
tekanan yang timbul dengan kenaikan sebesar 0,1 atm per meter. Jika menyelam
tekanan dalam tubuh harus diseimbangkan dengan tekanan di sekelilingnya dan
jika tidak, akan terjadi perbedaan tekanan yang tinggi dan timbullah suatu
pressure squeeze, menerobos atau tersedotnya air dalam jaringan tubuh. Demikian
pula dengan tiba-tiba muncul di permukaan air, maka akan terjadi pula perbedaan
tekanan antara tubuh penyelam dengan udara terbuka dan jaringan tubuh akan
terdesak keluar.
Dengan kondisi
inilah seorang penyelam tidak boleh terlalu cepat menukik ke dalam dan juga
tidak boleh terlalu cepat muncul ke permukaan. Saat muncul di permukaan tidak
boleh lebih cepat
White Water Rafting
. Peralatan-peralatan Arung Jeram
a. Riverboats (Perahu) Peralatan
utama dalam kegiatan arung jeram adalah Perahu. Terdapat berbagai merek, jenis,
ukuran dan bahan. Semuanya didesain berdasakan karakteristik dari sungai tempat
kegiatan arung jeram diadakan. Umumnya terbuat dari bahan Hypalon, PVC dan
Polytex. Perahu yang anda gunakan dalam kegiatan arung jeram biasanya berukuran
panjang 3,6 - 4,0 meter dengan lebar rata-rata mencapai 2,1 meter dan berat 40
- 60 kg.
Perahu tersebut dapat mengangkut peserta 5
- 7 orang dengan 1 orang skipper.
Bagian-bagian yang terdapat pada perahu :
1. Bow and Stern
2. Chamber atau biasa disebut tube
3. Floor
4. Thwart
5. Boat line
6. D Ring
7. Handling Grip
8. Bilge Hole/self bailing
9. Valve
*Cara duduk di perahu
Cara duduk di
perahu yaitu dengan menyamping pada sisi perahu (baik sisi kiri maupun sisi
kanan) dan kaki dalam posisi kuda-kuda pada lantai perahu. Posisi kuda-kuda ini
dimaksudkan sebagai pengatur keseimbangan badan selama anda mengikuti
pengarungan.
Saat duduk di
perahu, perhatikan jangan sampai ada bagian tubuh anda yang terikat atau
terlilit tali. Ini sangat berbahaya jika perahu terbalik. Posisi duduk anda pun
harus mudah untuk menggapai boat line. Bila boat line pada perahu anda terlihat
kendur, beritahukan segera pada skipper anda untuk mengencangkan boat line tersebut
agar tidak mengganggu selama pengarungan. Aturlah jarak duduk anda dengan
peserta yang lain agar tidak mengganggu pergerakan selama pengarungan, baik
untuk mendayung maupun saat menjalankan instruksi ‘moving position atau
perpindahan’.
Posisi duduk
saat intruksi “boom atau lay down”
Posisi duduk
saat instruksi boom atau lay down ini adalah dengan berpindah posisi dari duduk
pada bagian sisi perahu (kiri/kanan), berpindah ke bagian floor.
Posisi duduk ini
dilakukan dengan posisi jongkok pada floor dan badan dibungkukkan kedepan,
tidak duduk selonjor atau dengan kaki diluruskan kedepan. Dayung diletakkan
pada bagian paha dengan menggenggam bagian gagang dan lengan bagian luar
memegang boat line.
Perhatian !!!
saat pada posisi ini (Boom/Lay Down) peserta tidak diperkenankan melakukan
gerakan mendayung, karena dapat mengganggu konsentrasi skipper dan menyebabkan
perahu mengalami disorientasi.
b. PFD (Personal Floating Device) /
Pelampung
PFD atau
pelampung menjadi peralatan keselamatan utama dalam kegiatan arung jeram.
Seperti perahu, PFD memiliki berbagai jenis dan ukuran. Terbuat dari bahan
polyfoam yang dibungkus dengan bahan kedap air yang berwarna terang. Pada
kegiatan arung jeram yang menggunakan riverboats, PDF yang digunakan memiliki
bantalan pada bagian belakang kepala, sedang PDF yang digunakan untuk kayak dan
canoe tidak.
US Coastal Guard
menganjurkan untuk menggunakan PFD type III pada setiap kegiatan arung jeram,
dan ini telah menjadi standard yang digunakan oleh operator arung jeram dimanapun.
Setiap PFD Type III ini memiliki daya apung tinggi, yang dihitung berdasarkan
berat tubuh rata-rata saat berada didalam air sehingga anda tidak perlu takut
tenggelam.
*Cara pemakaian PFD/Pelampung
Pilihlah PFD
yang berwarna cerah, pastikan tidak ada lubang atau jahitan yang terlepas pada
PFD tersebut, serta strap yang ada dapat dipasang dan dilepas dengan mudah.
Bila bagian perut anda lebih besar dari bagian dada, pilih dan pakailah PFD
dengan ukuran lebih besar.
PFD atau
pelampung dipakai seperti menggunakan rompi/jaket. Pastikan setaip strap
terpasang dengan benar dan bantalan kepala berada di luar. Atur ke-eratan tali
senyaman mungkin, sehingga PFD yang anda gunakan tidak terlalu sempit atau
longgar.
Setelah anda
selesai memakai PFD, lakukan gerakan berikut :
1. Pada posisi
berdiri, putarkan badan anda kekiri dan kekanan. Pastikan PFD yang digunakan
tidak menghambat gerak tubuh anda dan tidak mengalami pergeseran/perubahan
posisi. Ini ditandai dengan letak strap tetap pada 1 garis tegak lurus seperti
posisi kancing kemeja. Jika terjadi pegeseran, atur kembali ke-eratan tali pada
setiap strap yang ada. Jangan malu dan ragu untuk minta skipper/rekan anda
membantu mengatur ke-eratan tali strap ini.
2. Pada posisi
duduk dan kedua kaki diluruskan kedepan, putarkan badan anda kekiri dan kekanan
lalu lakukan gerakan membungkuk. Pastikan PFD yang digunakan tidak menghambat
gerak tubuh anda. Jika terjadi pegeseran, atur kembali ke-eratan setiap strap
yang ada.
3. Masih dalam
posisi duduk dan kedua kaki diluruskan kedepan, minta bantuan skipper/rekan
anda untuk menarik/mengangkat pelampung yang anda gunakan pada bagian bahu dari
arah belakang. Pastikan saat pelampung dan tubuh anda ditarik/diangkat, posisi
bahu pelampung tidak melebihi batas telinga anda. Jika ya, atur kembali
ke-eratan setiap strap yang ada.
c. Paddle / Dayung
Setiap dayung terdiri dari 3 bagian, yaitu
:
1. Pegangan, berbentuk huruf T, biasa
disebut T grip.
2. Gagang, terbuat dari bahan alumunium.
3. Blade/bilah, terbuat dari bahan plastik
atau fiber yang dilapisi serat karbon yang ringan dan kuat.
Namun ada pula
yang terbuat dari bahan campuran plastik.
Ukuran panjang
setiap dayung bervariasi yaitu 56″ - 60″ (142 cm - 152 cm) untuk dayung yang
digunakan oleh peserta dan panjang 60″ - 66″ (152 cm - 167 cm) untuk dayung
Skipper. Namun umumnya dayung yang digunakan memiliki panjang rata-rata 155 cm.
*Cara
memegang dayung Memegang dayung mirip dengan cara memegang sapu. Yang
membedakannya hanya pegangan pada bagian T Grip. T-grip digenggam dengan 4 jari
pada bagian T horisontal dari atas (dayung dalam posisi berdiri), sementara
jari jempol menjepit bagian T horisontal dari bagian bawah. Cara memegang ini
sama untuk tangan kiri (peserta yang duduk pada bagian kanan perahu) maupun
tangan kanan (peserta yang duduk pada bagian kiri perahu).
Lengan yang lain
menggenggam bagian gagang, berjarak lebih kurang 1 jengkal dari bilah dayung,
jangan terlalu dekat/rendah ataupun terlalu jauh/tinggi. Biasakan diri anda
dengan cara memegang dayung ini, baik dengan tangan kanan maupun dengan tangan
kiri, lakukan pemanasan dengan menggunakan dayung bersama rekan-rekan anda.
d. Helm
Sama dengan PFD,
helm yang digunakan dalam kegiatan arung jeram biasanya berwarna terang dan
mencolok. Terbuat dari bahan plastik atau fiber dengan bagian dalam terdapat
busa. Ada dua jenis helm yang digunakan, yaitu helm yang memiliki tutup telinga
dan tanpa tutup telinga, namun keduanya sama-sama berfungsi untuk melindungi
kepala dari berbagai benturan.
*Cara memakai
Helm
Pilihlah helm yang
akan anda gunakan sesuai dengan ukuran kepala anda. Pastikan tidak ada
keretakan pada helm tersebut serta semua tali dan strap masih dalam kondisi
yang baik.
Pakailah helm
seperti pemakaian helm umumnya. Atur strap senyaman mungkin, jangan terlalu
sempit atau terlalu longgar agar tidak mengganggu pandangan anda selama
pengarungan. Sekali lagi, pastikan strap sudah terpasang dan pada posisi yang
benar.
#Paddle Command
(Instruksi yang diberikan oleh skipper dalam pengarungan) Selanjutnya anda akan
diberikan instruksi cara menggunakan dayung tersebut. Instruksi ini disebut
Paddle command. Prinsip dalam menggunakan dayung adalah tenaga disalurkan pada
kedua lengan, dibantu dengan gerakan badan, disesuaikan dengan tenaga yang
diperlukan untuk mengatur dan mengarahkan gerak dan laju perahu. Paddle command
ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Basic
Paddle Technic, instruksi tentang teknik dasar mendayung, yaitu :
1. Forward
(Maju)
Instruksi yang
diberikan untuk dayungan maju, dilakukan oleh seluruh peserta dengan menarik
blade/bilah dayung yang berada didalam air ke arah belakang searah perahu.
Posisi blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah tegak lurus terhadap
permukaan atau mendekati 900 dan pada saat keluar dari air dayung diarahkan
sejajar dengan permukaan terus berputar mendekati 900 hingga bilah dayung
kembali menyentuh air. Dilakukan berulang-ulang sampai ada instruksi lanjutan.
2. Backward (Mundur)
Instruksi yang
diberikan untuk dayungan mundur, dilakukan oleh seluruh peserta dengan menarik
blade/bilah dayung yang berada didalam air ke arah depan searah perahu. Posisi
blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah sejajar dengan permukaan air,
begitupun saat keluar dari air dayung diarahkan sejajar dengan permukaan trus
berputar hingga bilah dayung kembali menyentuh air. Dilakukan berulang-ulang
sampai ada instruksi lanjutan.
3. Turn Left
(Belok Kiri)
Instruksi yang
diberikan untuk membelokkan perahu kearah kiri, dilakukan dengan dayungan maju
oleh peserta yang duduk pada perahu bagian kanan, sementara peserta yang duduk
pada perahu bagian kiri berada pada posisi stop mendayung.
Jika skipper
merasa perlu untuk membelokkan perahu kekiri dengan cepat, maka posisi peserta
yang duduk pada bagian kiri melakukan dayungan mundur.
Untuk
memperjelas instruksi, biasanya skipper akan mengatakan kanan maju dan kiri
mundur! Artinya peserta yang duduk pada bagian kanan melakukan dayungan maju,
sementara peserta yang duduk pada bagian kiri melakukan dayungan mundur.
4. Turn Right
(Belok Kanan)
Instruksi yang
diberikan untuk membelokkan perahu kearah kanan, kebalikan dari instruksi turn
left (belok kiri), dilakukan dengan dayungan maju oleh peserta yang duduk pada
perahu bagian kiri, sementara peserta yang duduk pada perahu bagian kanan
berada pada posisi stop mendayung.
Jika skipper
merasa perlu untuk membelokkan perahu kekanan dengan cepat, maka posisi peserta
yang duduk pada bagian kanan melakukan dayungan mundur.
Untuk
memperjelas instruksi, biasanya skipper akan mengatakan kiri maju dan kanan
mundur! Artinya peserta yang duduk pada bagian kiri melakukan dayungan maju,
sementara peserta yang duduk pada bagian kanan melakukan dayungan mundur.
5. Stop (Berhenti)
Instruksi yang
diberikan untuk menghentikan dayungan, dimana semua dayung tidak berada didalam
air, di genggam dengan posisi berada diatas pangkuan.
b. Intermediate
Paddle Technic Teknik lanjutan tentang cara menggunakan dayung ini jarang
diberikan dalam safety talk atau briefing peserta. Maksudnya agar peserta
kegiatan tidak dipusingkan dengan berbagai cara mendayung yang ada. Bukankah
kegiatan arung jeram yang akan dilakukan untuk mencari kegembiraan?
Namun tidak ada
salahnya bila anda mengetahui teknik lanjutan tesebut dan coba
mem-praktikkannya pada pengarungan anda berikutnya. Karena prinsip dari teknik
lanjutan ini hanya penggabungan dari teknik dasar diatas dan tidak sulit untuk
dilakukan. Teknik lanjutan mendayung tersebut adalah :
1. Draw
Instruksi yang diberikan untuk menggeserkan perahu ke arah yang dimaksud, yaitu
Left Draw (Geser Kiri) dan Right Draw (Geser Kanan).
- Left Draw (Menggeser
perahu ke kiri)
Dilakukan oleh
peserta yang duduk pada bagian kiri, mirip dengan dayungan maju, bedanya bilah
dayung diarahkan pada bagian luar dan ditarik kedalam atau ke arah perahu,
sementara peserta yang duduk pada bagian kanan berada pada posisi stop
mendayung.
- Right Draw
(Menggeser perahu ke kanan) Kebalikan dari Left Draw (Geser Kiri), Dilakukan
oleh peserta yang duduk pada bagian kanan, mirip dengan dayungan maju, bedanya
bilah dayung diarahkan pada bagian luar dan ditarik ke dalam atau ke arah
perahu, sementara peserta yang duduk pada bagian kiri berada pada posisi stop
mendayung.
2. Pry
Instruksi yang
diberikan untuk menggeserkan perahu ke arah berlawanan dari arah yang dimaksud.
- Left Pry
(Menggeser perahu ke kanan)
Dilakukan oleh
peserta yang duduk pada bagian kiri, dengan melakukan dayungan seperti
mencongkel. Bilah dayung diarahkan ke arah luar perahu, sementara peserta yang
duduk pada bagian kanan berada pada posisi stop mendayung.
- Right Pry
(Menggeser perahu ke kanan) Dilakukan oleh peserta yang duduk pada bagian
kanan, dengan melakukan dayungan seperti mencongkel. Bilah dayung diarahkan ke
arah luar perahu, sementara peserta yang duduk pada bagian kiri berada pada
posisi stop mendayung.
3. C-Strokes
& C-Strokes Reverse
C-Strokes (Gabungan Forward dan pry) hanya dilakukan oleh peserta pada salah
satu bagian (kanan - C-Strokes dan kiri - C-Strokes reverse) dengan maksud
untuk mengarahkan perahu sedikit demi sedikit kearah dimana pendayung duduk,
sementara peserta yang duduk pada bagian lain tetap melakukan dayungan maju.
C-Strokes dan C-Strokes Reverse dilakukan dengan dayungan maju yang
membentuk sudut 300 - 450 dari perahu sejauh 30 - 50 cm ditarik kearah dalam
selanjutnya diputar kearah luar seperti membentuk huruf C (untuk peserta pada
sisi kanan) atau hurup C terbalik (untuk peserta pada sisi kiri).
4. J-Strokes
& J-Strokes Reverse J-Strokes (Gabungan Forward dan Draw) hanya
dilakukan oleh peserta pada salah satu bagian (kiri - J-Strokes dan kanan -
J-Strokes reverse) dengan maksud untuk menggeser perahu sedikit demi sedikit
kearah berlawanan dari pendayung duduk, sementara peserta yang duduk pada
bagian lain tetap melakukan dayungan maju.
J-Strokes dan J-Strokes Reverse diawali dengan dayungan maju,
selanjutnya bilah dayung ditarik kebelakang searah dengan jalan perahu diakhiri
dengan gerakan bilah yang menyapu kearah dalam seperti membentuk huruf J
(J-Strokes - untuk peserta pada sisi kanan) atau menyapu kearah luar seperti
membentuk huruf J terbalik (J-Strokes Reverse - untuk peserta pada sisi kiri).
5. Spin/pivot
Dilakukan dengan
maksud untuk memutarkan perahu pada satu titik secara cepat, biasanya dilakukan
untuk mengeluarkan perahu yang terjebak di hole atau hydraulic. Spin/pivot
dilakukan oleh seluruh peserta dengan melakukan dayungan secara berlawanan
(misalnya posisi peserta dibagian kiri melakukan dayungan maju, maka peserta
yang berada pada bagian kanan melakukan dayungan mundur) secara serempak,
begitu pula sebaliknya.
#Others Command
Others Command
atau instruksi-instruksi lain yang diberikan oleh skipper kepada peserta dalam
kegiatan arung jeram sifatnya situasional, tergantung keadaan saat pengarungan
dan pengalaman skipper dalam membawa perahu. Instruksi-instruksi ini sebutannya
berbeda-beda antara satu skipper dengan skipper lainnya, tergantung dari
kebiasaan sang skipper. Intruksi tersebut antara lain :
a. Boom / lay
down
Instruksi yang
diberikan skipper saat perahu melewati jeram atau rintangan yang ada diatas
kepala peserta.
Instruksi ini
dilakukan oleh seluruh peserta dengan duduk pada lantai/floor, dayung
diletakkan pada pangkuan dan tangan yang berada pada bagian luar memegang boat
line.
b. Moving
Position
Intruksi yang
diberikan skipper saat perahu mengalami stuck akibat terhalang oleh batu atau
rintangan yang lain, pada kondisi ekstrim disebut wrap dan pin. Moving Position
ini dilakukan oleh beberapa peserta dengan berpindah posisi dari satu sisi ke
sisi yang lain, sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh skipper, sementara
peserta yang berada pada posisi yang dimaksud tetap berada pada tempatnya. Yang
termasuk dalam instruksi moving position adalah :
Right
Position/Pindah Kanan,
peserta yang
duduk pada bagian kiri perahu berpindah kesebelah kanan sambil menarik-narik sisi
kiri perahu melalui boat line, sementara peserta yang berada disebelah kanan
tetap berada pada posisinya.
Left
Position/Pindah Kiri,
merupakan
kebalikan dari Right Position/Pindah Kanan, peserta yang duduk pada bagian
kanan perahu berpindah kesebelah kiri sambil menarik-narik sisi kanan perahu
melalui boat line, sementara peserta yang berada disebelah kiri tetap berada
pada posisinya.
High Side,
dilakukan saat
terjadi wrap dan pin pada arus sungai yang kuat dan deras, dilakukan dengan
perpindahan posisi kebagian perahu yang lebih tinggi atau bagian perahu yang
tertahan bebatuan atau rintangan, dengan menarik-narik tali perahu yang ada
pada bagian yang lebih rendah.
Low side,
merupakan
kebalikan dari high side, dilakukan saat terjadi wrap pada arus sungai yang
tidak terlalu deras, dilakukan dengan perpindahan posisi kebagian perahu yang
lebih rendah atau bagian perahu yang tidak tertahan bebatuan atau rintangan,
dengan menarik-narik tali perahu yang ada pada bagian yang lebih tinggi atau
bagian perahu yang tertahan bebatuan atau rintangan.
#Self Rescue
Dalam kegiatan
arung jeram, keselamatan setiap peserta adalah hal yang utama. Banyak faktor
yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan arung jeram. Para operator
telah mempertimbangkannya secermat mungkin, baik dari segi peralatan dan
perlengkapan kegiatannya maupun pemandunya. Namun tetap perlu disadari bahwa
kegiatan arung jeram tidak akan pernah lepas dari segala resiko dan bahaya,
baik karena faktor manusia, peralatan maupun faktor alam yang menyertainya.
Tapi anda tidak perlu cemas, karena justru disinilah letak salah satu
kegembiraan dan tantangan yang akan anda rasakan saat bermain-main dengan air.
Self rescue atau
tindakan penyelamatan diri saat melakukan kegiatan arung jeram perlu anda cermati
betul. Walau anda akan dipandu oleh skipper yang berpengalaman, namun skipper
tersebut tetap memiliki keterbatasan. Sehingga hal terbaik yang harus anda
lakukan adalah melakukan tindakan penyelamatan diri sebelum datang team rescue
yang akan membantu anda.
Prinsip setiap
tindakan penyelamatan dalam kegiatan arung jeram adalah menyelamatkan diri
sendiri sebelum melakukan tindakan penyelamatan terhadap orang lain, dan si
penyelamat harus benar-benar berada dalam kondisi yang aman dalam melakukan
tindakan penyelamatan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari resiko lainnya dan
kemungkinan bertambahnya korban.
Berikut
dijelaskan hal apa saja yang harus anda lakukan dalam self rescue.
A. Swimmer
Swimmer adalah
istilah yang digunakan oleh kalangan boater untuk menyebut orang yang terlempar
keluar dari perahu saat berarung jeram. Jika anda belum pernah mengalaminya,
percayalah suatu saat anda akan mengalaminya (Believe Me !!!). Bagi anda yang
kali pertama melakukan kegiatan arung jeram, anda tidak perlu khawatir. Banyak
peserta yang kali pertama mengikuti kegiatan arung jeram mengalami hal ini dan
tidak terjadi apa-apa dengan mereka bahkan menjadi cerita menarik bagi
rekan-rekannya dan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang mengalami. Namun
tidak sedikit pula peserta yang tidak mengalaminya dalam setiap kegiatan yang
diikuti.
Hal pertama yang
harus anda lakukan jika terlempar keluar dari perahu adalah JANGAN PANIK OR
DONT PANIC!!!
Mengapa jangan
panik? Karena jika terjadi kepanikan, anda tidak akan tahu apa yang harus anda
lakukan untuk tindakan self rescue.
Setelah anda
dapat mengatasi rasa panik, selanjutnya anda harus menyadari dan mengetahui
situasi disekeliling anda dan memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan.
#Teknik berenang di arus :
I. Defensive swimming position
Defensive
swimming adalah teknik berenang dengan mengikui arus dalam posisi terlentang.
Kaki dalam keadaan rapat dan selalu berada dipermukaan air untuk menghindari
foot entrapment. Sementara tangan digunakan sebagai pengatur keseimbangan atau
untuk menuju pinggiran sungai dan menghindari berbagai rintangan lainnya.
Defensive swimming dilakukan pada arus yang
deras dan pandangan terarah kehilir.
Ingat …
walaupun tidak terjadi sesuatu selama anda melakukan defensive swimming dan
anda mulai menikmatinya, tapi anda tidak dalam posisi yang benar-benar aman.
Berusahalah untuk menggapai tepian sungai dan segera keluar dari air. Jangan
mencoba untuk berdiri meskipun pada daerah yang dangkal, sebelum anda mencapai
tepian sungai atau berada pada arus yang cukup tenang.
II. Aggressive
swimming position
Aggressive
swimming adalah berenang dengan cara melawan arus. Dilakukan pada arus yang
relatif tenang dengan posisi menghadap ke hulu. Tujuannya untuk mendekati
perahu penolong, menghindari strainer, sieves, undercut, dan untuk menyeberang
kesisi tepian sungai yang lain dengan cepat. Ingat Aggressive swimming ini
hanya efektif dilakukan pada arus sungai yang relatif tenang. Jika anda lakukan
hal ini pada arus yang deras tenaga anda akan terbuang percuma dan anda tetap
terseret oleh arus yang deras.
Berikut ini
beberapa pertanyaan yang dapat membantu anda mendefinisikan situasi
disekeliling anda saat anda mengalami swimmer dan menentukan tindakan apa yang
harus anda lakukan.
Q : Apakah
dibelakang anda terdapat perahu? (Baik perahu yang melemparkan anda ataupun
perahu lain)
A: Jika ya,
berusahalah untuk mendekatinya dari arah samping pada arus yang relatif tenang
dengan Aggressive swimming position, jangan lakukan dari arah depan karena anda
dapat terseret oleh perahu tersebut. Jika telah dekat, gapai dan peganglah boat
line yang ada pada perahu tersebut. Tunggu sampai rekan anda menarik dan
menaikkan anda ke atas perahu kembali dengan cara menarik bahu pelampung yang
anda kenakan.
Jika tidak,
lakukan Aggressive swimming atau pun defensive swimming menuju tepian sungai.
Q: Apakah
disekitar anda terdapat team rescue yang akan melemparkan throw bag/rescue rope
pada anda? (Baca juga bagian Throw Bag)
A: Jika ya, raih
throw bag/rescue rope yang dilemparkan. Pegang erat pada bagian tali, jangan
pada bagian kantong tali. Pegang dengan tetap melakukan teknik defensive
swimming, sambil team rescue menarik anda ke tepian sungai.
Jika tidak,
lakukan Aggressive swimming atau pun defensive swimming menuju tepian sungai.
Q: Apakah di
dekat anda terdapat rintangan atau obstacle? (Bebatuan, dahan/ranting atau
pohon yang tumbang)
A: Jika ya,
hindari daerah tersebut baik dengan Aggressive swimming atau pun defensive
swimming.
Jika tidak,
lakukan Aggressive swimming atau pun defensive swimming menuju tepian sungai.
Q: Apakah
didekat anda terdapat under cut, strainer dan sieves?
Jika ya, hindari
daerah tersebut secepat mungkin dengan Aggressive swimming.
Jika tidak,
lakukan Aggressive swimming atau pun defensive swimming menuju tepian sungai.
Q: Apakah anda
berada di bawah perahu yang terbalik?
Jika ya,
segeralah keluar dari bawah perahu tersebut dengan cara menyelam kearah hulu
atau ke samping, jangan menyelam ke arah hilir karena anda akan tetap
terperangkap dibawah perahu.
Jika tidak,
lakukan aggressive swimming atau pun defensive swimming menuju tepian sungai.
Q: Apakah anda
berada di dalam hole/hydraulic (Arus yang berputar-putar) ?
Jika ya, lakukan
aggressive swimming dengan mengikuti putaran arus kearah luar yang menuju hilir,
atau dapat dilakukan dengan menyelam pada bagian tengah pusaran dengan posisi
berdiri sampai kaki menyentuh dasar sungai, lalu tolakkan kaki anda sekuat
mungkin ke arah hilir.
Jika tidak,
lakukan aggressive swimming atau pun defensive swimming menuju tepian sungai.
B. Throw Bag
Throw bag atau
tali lempar adalah peralatan keselamatan standart yang dibawa oleh setiap team
rescue dan juga skipper. Biasa juga disebut dengan rescue rope, terbuat dari
bahan nylon yang kuat dengan diameter 3/4 - 5/8 inch dengan panjang tali
bervariasi mulai dari 10 m, 18 m hingga 25 m. Digunakan ketika seseorang
terlempar keluar dari perahu atau terjebak pada obstacle. Pemakaiannya dengan
cara dilemparkan dari atas perahu atau tepian sungai ke arah swimmer dengan
tetap memegang bagian ujung lainnya.
Ketika
Swimmer telah menerima tali, swimmer melakukan defensive swimming dan kedua
tangan memegang tali diatas bahu. Saat pelempar throw bag menarik swimmer
ketepian sungai atau kearah perahu, tali pegangan jangan sampai terlepas dan
pastikan tidak ada bagian tali yang terbelit pada bagian tubuh. Setelah swimmer
aman berada ditepian sungai atau kembali berada diatas perahu, segera gulung
kembali throw bag agar siap kembali digunakan
1 komentar:
salam lestari TETEP MAJU TERUS MAPATEKSI DARI LONDO MAPALA SHERPA GEODESI 2009
kapan bisa rafting bareng?? tambahin foto dong
cp kontak tanya fiki 2009 ckckck
Posting Komentar